Reportasemalang – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menggelar Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru (Maba), Jumat (30/8/2024). Dengan mengusung tema ‘Belajar dari Hati, Berkarya dengan Budi, Berprestasi untuk Negeri’ upacara ini diikuti 1.046 Maba yang berasal dari 27 provinsi.
Rektor Unitri, Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto mengatakan, meskipun Unitri merupakan kampus swasta, tapi kualitasnya tidak kalah dengan kampus negeri. Karena semua aturan, persyaratan akreditasi, persyaratan akademik semua sama dengan kampus negeri.
“Jadi jangan kecil hati kuliah di kampus swasta,” ujarnya di hadapan ribuan Maba Unitri.
Prof Eko menyebutkan, di Indonesia sendiri ada kurang lebih 5.000 Perguruan Tinggi, dimana 70 peresen adalah kampus swasta. Sehingga kalau mau jujur, puluhan ribu sarjana di Indonesia ini sebagian besar merupakan sumbangan dari perguruan tinggi swasta.
“Jadi peran Perguruan tinggi swasta tidak bisa dikesampingkan,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan Prof Eko, dalam upacara penerimaan Maba tahun ini ada penandatanganan pakta integritas mahasiswa penerima beasiswa Yayasan Bina Patria Nusantara kepada Perwakilan mahasiswa dari berbagai jurusan dan daerah
“Semacam perjanjian disertai tanda tangan oleh mahasiswa penerima beasiswa itu. Salah satu isinya yaitu yang bersangkutan sanggup belajar dan lulus sesuai dengan yang ditargetkan,” tuturnya.
Unitri juga telah lama menjadi jujukan mahasiswa dari Indonesia Timur, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan, Papua dan lainnya.
“Seperti Kabupaten Sumba Timur, setiap tahun bisa mengirim 100-125 mahasiswa. Maba tahun ini sedikit menyusut, tapi secara keseluruhan Unitri menerima mahasiswa dari 27 provinsi, dibandingkan tahun sebelumnya 20 provinsi,” tandasnya.
Senada, Direktur Penerimaan Mahasiswa Baru Unitri, Dr. Nawir Rasidi, ST., MT menyebutkan, total pendaftar sebanyak 1518 calon mahasiswa baru. Sedangkan yang lolos seleksi dan verifikasi ada 1.046 mahasiswa.
“Dari 1.046 tersebut 57,3 persen berasal dari NTT. 12,18 persen dari Kalimantan Barat dan 9,5 persen dari Jawa Timur. Sedangkan sisanya tersebar dari 27 provinsi yang ada di Indonesia,” pungkasnya.
