Search
Close this search box.
3 November 2024

Mahasiswi UM Alami Upaya Pemerkosaan

Reportasemalang
Kampus Universitas Negeri Malang. (Foto: Ilustrasi/reportasemalang)

Bagikan :

ReportasemalangKota Malang, upaya pemerkosaan terhadap Mahasiswi di Kota Malang kembali terjadi. Kali ini Mahasiswi Fakultas Mipa Universitas Negeri Malang (UM) yang menjadi korban upaya pemerkosaan pada 29 Mei 2023 sekitar pukul 03:30 dini hari.

Kejadian tersebut bermula ketika korban berinisial NA hendak berangkat bertugas untuk pengisi acara pada Wisuda UM ke-119. Korban diwajibkan datang ke Graha Cakrawala (Gracak) untuk dirias pada pukul 03.00 WIB. Karena korban merasa tidak enak hati untuk meminta temannya mengantarkan ke Gracak, akhirnya korban berangkat jalan kaki dari kosnya yang berada di Jl. Bendungan Riam Kanan Sumbersari pada pukul 03.15 WIB.

Sembari berjalan, NA memutar musik dengan memakai headset. Sekitar 1 (satu) kilometer berjalan tepat di depan ruko ambarawa, korban mendapatkan tawaran tumpangan oleh seorang pria yang mengaku sebagai mahasiswa juga.

Dengan adanya tawaran tersebut NA langsung menerima tawaran dan menaiki motor bersama dengan pria tersebut. NA percaya dikarenakan melihat dari penampilan wajahnya seperti orang baik.

“Semua pasti tahu jam segitu gerbang ambarawa masih tutup dan si pelaku mengaku tahu jalan lain” ujar NA.

Tibalah di jalan Veteran perempatan lampu merah belok kanan, dari sini masih wajar tak ada gelagat mencurigakan. Gelagat aneh terjadi berikut, harusnya putar balik di tikungan kedua (kalau dari arah barat) namun tidak, pelaku malah terus ke arah timur. Saat di tempat itu sempat korban meminta untuk langsung turun, namun pelaku menolak dan masuk ke area Taman Makam Pahlawan Jalan Cianjur.

Seharusnya pelaku jika akan ke Garacak harus belok kiri dan putar balik, namun tidak demikian. Pelaku malah melawan arus.

“Nah itu mau ke kuburan pahlawan, akhirnya tembus jalan veteran lagi, pelaku malah ngelawan arah dan berhenti di lahan kosong samping Matos” ungkap korban melalui wawancara (jatimsatunews).

Korban NA mengakui kondisi di jalan gelap, di saat itu pelaku melancarkan aksinya dengan memasuki rerumputan (lahan kosong samping Matos). Pelaku membawa korban ke tengah semak-semak dan langsung menjatuhkan korban.

Korban merasa akan diperkosa ditengah semak-semak, korban berfikir segera merlarikan dan meninggalkan tempat tersebut. Namun, karena tidak sempat korban akhirnya berlari dengan cara mundur.

Melihat korban akan kabur, pelaku menjadi beringas dan menerkam dengan menindih korban.

“Udah langsung nyosor-nyosor gitu kemuka” ujar NA

Selain itu pelaku juga sudah melepas jilbab milik korban, korban merasa dipukul di bagian mata sebelah kanan sekali, bagian kepala tiga kali. Bada dipukul agar korban lemah. Korban merasa kurang yakin apakah dicekik atau tidak namun dileher serasa sakit.

“Nggak tahu, saya dicekik apa tidak tapi ini leher saya masih sakit, rasanya nggak tahu, saya nggak inget dia ngapain aja, intinya berusaha buat saya itu nggak bisa bergerak” ujarnya saat ditemui

Bahkan pelaku sempat membuka baju korban, namun korban berhasil menolak sambil terus berteriak meminta tolong. 

“Saya tidak mau sambil terus minta tolong, kenceng banget, ndak tahu kayaknya teriakan saya itu paling kenceng selama hidup saya” lanjutnya

Bahkan pelaku sempat akan membuka celana korban. Namun tidak berhasil karena korban memakai baju rangkap 3, celana 2 dan hijab kepala juga 3 rangkap. 

Setelah dirasa gagal, pelaku kemudian kabur, korban tidak sempat dokumentasi, karena barang dari korban telah berserakan. 

“Jadi dia nggak bisa buka, nggak bisa perkosa saya, dia kabur. Saya mau dokumentasi karena barang saya udah kemana-mana ya, barang tak tinggal, saya lari ngejar sambil cari HP saya, nggak nutut buat foto jelas, jadi blur fotonya, jadi nggak kelihatan orangnya juga” tandas NA.

Selanjutnya, ada 2 orang pria lewat, lalu korban meminta tolong. Namun tak terkejar.

“Pak kejar itu pak, dia mau perkosa saya, aku bilang gitu, itu dua motor udah ngejar tapi nggak nutut karena dia kenceng. Terus beberapa menit kemudian ada mas-mas sama bapak-bapak gitu datengin saya, saya minta tolong, pak bantu saya, barang saya masih dilapangan tadi, saya hampir diperkosa” lanjut NA

Akhirnya dibantulah korban untuk menemukan beberapa barangnya yang berada di lapangan/ lahan kosong. Terdapat jilbab tas dan HP.

Singkat cerita, setelah dibantu merapikan barang korban akhirnya langsung melanjutkan ke kampus untuk di-makeup dan sekitar setelah dzuhur penugasan telah selesai. Beberapa menit kemudian korban datang ke poliklinik UM  untuk dicek.

“Udah, Singkat cerita ya dibantu itu, terus saya langsung balik ke cakrawala di makeup, terus penugasan sudah. Jam selesai mungkin dzuhur, habis penugasan sudah itu, jeda beberapa menit ke poliklinik, itu dicek, sama salah satu dokter perempuan, setelah dicek, ke pak kepala Keamanan UM di A19, beliau bilang kalau mau ditindaklanjutin ya monggo, diteleponkan juga sama beliau, tapi beliau bilang, saya cuman bisa ngabarin sampek sini, gak bisa temenin sampek berikutnya, intinya diserahkan ke kita” ujar NA

Setalah itu korban melapor ke Polsek Lowokwaru, namun ditolak karena bukan wilayahnya. Akhirnya korban melapor ke polsek Klojen, namun juga di tolak.

“Terus ke Polsek Lowokwaru tapi ditolak karena bukan wilayahnya, udah ke Polsek Klojen, juga bilang, intinya juga gak bisa nanganin lah, nggak sanggup nanganin gitu kan, ya terus ke Polresta, ke Polresta itu cepet langsung ke TKP, naik mobil ditemenin 3 polisi langsung ke ambarawa” ujar NA

Setelah olah TKP, korban NA bersama 3 polisi juga olah TKP ke ambarawa karena ada cctv dan posisi korban pertama dibonceng adalah di ambarawa. Selain itu cctv di perempatan lampu merah Jalan Veteran juga dipantau. Setelah olah TKP selesai korban dibawa kembali ke polresta untuk menyusun rekomendasi untuk visum di RSSA hingga jam setengah 12 malam, lalu korban juga menerima tanda bukti lapor serta menunggu 2-3 hari terkait hasilnya.

“Habis itu kita balik lagi ke Polresta, diminta menyusun rekomendasi buat visum, visum di RSSA sampai jam setengah 12 malem, setelah jadi balik ke polresta terus dikasih surat pegangan dan ditunggu 2-3 hari untuk hasil dan perkembangan kasusnya” ujar NA

Selain itu pihak Polresta meminta untuk segera menemukan saksi dari perkara ini

“Dari Polresta disuruh cari kontaknya, yang katanya Satpam Matos” ungkap NA

Dari kronologi diatas Universitas Negeri Malang mengetahui kejadian ini, melalui Kepala Keamanan UM

“Kemarin sudah tak sampaikan ke Direktur Kemahasiswaan juga, buat sama-sama membantu” ujar Kepala Keamanan UM saat disela-sela Waratawan Jatimsatunews bertemu menghampiri korban saat di wawancara.

Selain itu, Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan, Kewirausahaan, Karir dan Alumni Universitas Negeri Malang dikabarkan akan menemui korban.

“Beliau minta agar kita nemui beliau, tapi ini belum ketemu dengan bapaknya, ini tadi janjinya beliau bilang jam satu (30/5/3023) temui saya” ungkap NA.

Setelah beberapa waktu, Wartawan memperoleh kelanjutan pasca korban bertemu dengan Kepala Sub Direktorat Kesejahteraan, Kewirausahaan, Karir dan Alumni Universitas Negeri Malang, korban akan dibantu oleh UM dalam mengganti biaya visum di RSSA Malang.

“Kan kemarin visumnya bayar pribadi, terus dari pihak beliau bilang semisal nanti dari UM mau bantu dengan itu, kasih kwitansi dari Polresta, biar diganti UM intinya” ujar NA. (Faiz)