Hadir di UM, Dahlan Iskan Dorong Adanya Insentif Saham untuk Periset

Senin, Juli 10, 2023 Oleh: Agus Nur
Dahlan Iskan menyampaikan pemaparan Talkshow Inovasi. (Foto: Agus N/reportasemalang)
Dahlan Iskan menyampaikan pemaparan Talkshow Inovasi. (Foto: Agus N/reportasemalang)

ReportasemalangUniversitas Negeri Malang (UM) menggelar Talkshow Inovasi bertajuk ‘Strategi Komersialisasi Hasil Inovasi Perguruan Tinggi’. Dengan menghadirkan narasumber mantan Menteri BUMN, Prof. Dr. (HC) Dahlan Iskan, Senin (10/7/2023).

Wakil Rektor III UM, Dr. Ahmad Munjin Nasih, M.Ag mewakili Rektor UM mengungkapkan, pihaknya sengaja mendatangkan Dahlan Iskan untuk mendapatkan cara agar inovasi yang ada di UM tidak berhenti sampai di publikasi. Tetapi bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum.

“Jadi kami rasa Pak Dahlan Iskan merupakan narasumber yang sangat tepat untuk menyampaikan hal ini. Semoga ilmu yang beliau berikan bermanfaat baik bagi kita di lingkungan UM dan juga masyarakat luas pada umumnya” tandasnya.

Prof. Dr. (HC) Dahlan Iskan. (Foto: Agus N/reportasemalang)
Prof. Dr. (HC) Dahlan Iskan. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Sementara itu, Dahlan Iskan mendorong para periset UM untuk lebih aktif melakukan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan dikomersilkan. Termasuk merumuskan insentif atau penghargaan apa yang bisa diberikan kepada para penemu yang temuannya itu bisa dikomersialisasikan.

“Dalam praktik di banyak negara, para penemu ini harus mempunyai saham di perusahaan yang melaksanakan hasil temuannya itu,” ujarnya di lantai 9 gedung Rektorat UM.

Hanya saja lanjut Dahlan, di Indonesia mungkin agak sulit karena menyangkut keuangan negara. Artinya yang bersangkutan adalah dosen yang notabene dia pegawai negeri.

Kemudian riset dilakukan bersama mahasiswa perguruan tinggi negeri yang peralatannya milik Universitas yang juga dibiayai APBN. Sehingga kalau penemu itu mendapatkan saham, melanggar atau tidak.

“Tetapi harus ada pemikiran yang diterobos. Dibuat yang melanggar tadi jadi tidak melanggar, jangan juga melanggar. Tetapi dicari bagaimana cara untuk tidak melanggar,” tuturnya.

“Mungkin ada peraturan yang harus diubah ya diubah. Karena tanpa insentif, maka para periset tidak akan tertarik menemukan sesuatu,” imbuhnya.

Menurut Dahlan, di Indonesia ada beberapa perguruan tinggi yang menerapkan insentif, contohnya ITS. Namun bentuknya belum pribadi, tetapi masih ke lembaga Universitas.

“Tapi menurut saya kurang menarik, harusnya insentif diberikan kepada pribadi,” tandasnya.

Lebih lanjut dalam Talkshow tersebut, Dahlan terus mendorong para dosen maupun mahasiswa untuk menghasilkan inovasi. Seperti yang juga dilakukan Dosen Teknik Mesin UM, Dr Muchammad Harly ST MT yang tengah mengembangkan Fast Charging untuk mobil listrik.

“Jika saat ini Pak Harly mampu menemukan alat catu daya dengan waktu satu jam. Sekarang saya tantang beliau untuk dapat membuat terobosan Fast Charging mobil hanya 20 menit,” tantang Dahlan.

Yang disusul dengan kesanggupan Dr Muchammad Harly untuk mewujudkan tantangan tersebut.

Karena menurut pria yang juga pernah menjadi mantan wartawan ini, trend sekarang orang ingin segala sesuatunya serba cepat. Menonton video saja lebih dua menit orang sekarang males.

“Jika tantangan ini benar-benar bisa diwujudkan, saya yang akan mengumumkan inovasi ini mungkin akan menjadi yang pertama di Indonesia,” pungkasnya. (Agus N)

, , , , ,