Tadarus Ramadan UMM Usung Strategi Dakwah Melalui Seni dan Budaya
Reportasemalang – Kota Malang, Berdakwah melalui seni dan budaya di masa kini jauh lebih mudah, ketimbang beberapa puluh tahun yang lalu. Hal itu ditegaskan Deddy Mizwar dalam Tadarus Ramadan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Dome UMM, Jumat (14/4/2023).
Menurut Deddy, saat ini membuat film ataupun konten berisi kebaikan bisa menggunakan telepon genggam saja. Kemudian ditayangkan di berbagai alternatif media yang bisa dilihat banyak orang.
Berbeda dengan zaman dulu yang hanya punya dua alternatif, televisi (TV) atau layar lebar. Ditambah dengan biayanya yang tidak murah.
“Jadi, dakwah lewat seni dan budaya saat ini harus lebih banyak dan lebih kreatif. Adapun tantangan yang harus dihadapi di masa kini adalah konten apa yang akan dibuat dan seberapa menarik konten itu,” ujarnya.
Deddy juga sempat menceritakan awal mula upayanya membuat konten dengan muatan religius Islami. Ia merasa, dulu, beragam tontonan eletkronik tidak menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Meski lebih dari 85% warga negaranya adalah muslim, tapi tayangan yang tersedia tidak mencerminkan fakta itu.
Kemudian ia memulai gerakan membuat tontonan dengan unsur islami di dalamnya. Berawal dari mendapat kesempatan mengisi ruang di salah satu TV swasta. Yakni dengan membuat serial berjudul Abu Nawas. Namun, ia mengaku upaya itu sangat tidak mudah. Ia harus bisa meyakinkan bahwa konten Islami akan banyak disukai masyarakat.
“Bahkan saat itu, saya bilang ke pihak TV bahwa mereka tidak perlu membayar saya sebagai produser. Bayar saya kalau saya main di dalamnya sebagai aktor. Tapi dalam hati, saya sangat yakin bahwa keluarga Islam di Indonesia memang sangat membutuhkan tayangan dengan muatan Islami,” tegas pria yang juga menjadi Dewan Pakar LSB PP Muhammadiyah itu.
Deddy juga menilai bahwa film itu ibarat sihir. Bisa membuat penontonnya menangis, tertawa maupun marah hanya lewat gambar dan video. Maka, penetrasi film tentu sangat mempengaruhi penontonnya.
“Karena itu tanggungjawab ini memang harus diemban oleh berbagai elemen masyarakat. Bukan hanya terbatas di TV atau film, tapi juga tontonan yang ada di media sosial secara luas,” tuturnya.
Lebih lanjut, musisi senior sekaligus komposer, Muhammad Dwiki Dharmawan menyampaikan, tanpa harus dilabeli dengan sebutan lagu religi, musik akan selalu memiliki peran besar dalam media dakwah.
Menariknya, Dwiki juga sempat mengiringi para peserta bernyanyi lagu sang Surya dengan penampilan pianonya. Bahkan tampil bersama istrinya, Ita Purnamasari, menyanyikan dua lagu untuk menghibur dan menyapa para penonton. Salah satunya berdujul “Dengan Menyebut Nama Allah”.
Mengangkat tema besar strategi dakwah dalam melalui seni dan budaya, Dwiki mengatakan, dakwah melalui industri musik memiliki pengaruh yang sangat besar. Bukan hanya untuk muslim saja, tapi juga bagi umat beragama.
“Banyak sekali musik yang diciptakam dan menceritakan tentang kepedulian tentang sesama maupun lingkungan,” ucapnya.
Dwiki menegaskan bahwa kekuatan musik di Indonesia sangat jelas terlihat dari antusiasme para penonton yang ada di beragam konser. Apalagi alunan musik juga sering terdengar dari berbagai tempat seperti kafe, tempat nonggkorng, taman dan lainnya.
“Musik dan dakwah bisa sangat cocok, karena musik memiliki efek untuk membangkitkan semangat dan juga pencair suasana,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd. mengatakan bahwa suasana tadarus kali ini sedikit berbeda. Hal itu tak lepas dari hadirnya dua insan kreatif yang mampu berdakwah melalui karyanya.
Fauzan menjalaskan bahwa Deddy dan Dwiki bukan orang asing, karena keduanya merupakan bagian dari dewan pakar LSB Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Dalam menghadapi Ramadan, UMM senantiasa menghadirkan banyak tokoh dan beragam kegiatan. Bukan hanya dari satu lingkaran keyakinan saja, tapi juga mengundang mereka yang memiliki latar belakang berbeda,” ujarnya.
“Kami juga melaksanakan sederet misi kemasyarakatan ke berbagai tempat. Misalnya dengan menyambangi Lapas Perempuan Kelas II A Malang hingga sahur bersama warga di Jodipan. Semua itu dilakukan sebagai bentuk menebar manfaat ke sesama,” pungkasnya. (Agus N)