Search
Close this search box.
8 Oktober 2024

Bermodal 500 Ribu, Pria Ini Raih Omzet Ratusan Juta dari Jual Madu

Reportasemalang
Andoni Pridatama menunjukkan produk madu bawang lanang. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Bagikan :

ReportasemalangKota Malang, Berawal dari keinginannya untuk memiliki usaha sendiri, Andoni Pridatama (33), sukses menjadi pengusaha madu di Kota Malang. Bahkan pria yang akrab disapa Doni ini telah memiliki 20 cabang dan 80 reseller di seluruh Indonesia.

Perjalanannya menjadi seorang pengusaha dimulai setelah Doni keluar dari zona nyamannya sebagai karyawan di salah satu perusahaan asuransi. Beberapa usaha sempat ia lakoni, mulai dari berjualan durian, baju gamis hingga akhirnya mendirikan usaha madu “Sarang Maduku” di tahun 2020.

Reportasemalang
Produk Madu Bawang Lanang. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Diceritakan Doni, ketertarikannya memulai usaha madu setelah ia dikenalkan dengan salah satu petani lebah di Pasuruan.

“Dari situ saya tertarik karena madu adalah hasil alam yang tidak akan pernah putus dan memiliki beragam manfaat yang baik bagi kesehatan. Sehingga prospeknya sangat bagus,” kisahnya.

Diawal usahanya, bermodal Rp 500 ribu, Doni membeli madu untuk kemudian dijual kembali. Dari keuntungan yang diperoleh, ia kembali menggunakannya untuk membeli madu dan dijual lagi. Hingga bisa besar sampai seperti sekarang.

“Alhamdulillah, saat ini kami memiliki 20 cabang dan 80 reseller di seluruh Indonesia dengan omset ratusan juta per bulan. Kami juga punya perkebunan di daerah Pati Jawa Tengah. Tapi sifatnya kontrak kerjasama dengan petani madu,” terangnya.

Lebih lanjut, pria asal Semarang ini menyebutkan, saat ini Sarang Maduku mempunyai 30 jenis madu. Dimana 10 diantaranya adalah madu ternak.

“Ada madu ternak, madu hutan, madu klanceng dan juga madu super honey bland yang ada propolis, bee polen dan juga royal jelly. Kami juga menjual sarang madu,” sebutnya.

Selain itu, Sarang Maduku juga memproduksi madu Bawang Lanang yang dikenal memiliki khasiat luar biasa. Yaitu bawang lanang yang difermentasi dengan madu minimal selama 20-30 hari.

Reportasemalang
Aneka produk madu Sarang Maduku. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Madu bawang lanang ini bisa menurunkan kadar kolesterol dengan signifikan, termasuk asam urat juga bisa turun. Penderita diabetes juga sangat disarankan minum ini, darah tinggi, darah rendah juga harus konsumsi madu bawang lanang.

“Karena ini adalah salah satu obat alami yang diciptakan Allah untuk kita semua tanpa mengandung bahan kimia. Bisa dikonsumsi kurang lebih dua minggu akan langsung terasa khasiatnya,” ungkapnya.

“Bawang lanang juga bisa memperbaiki kinerja imun tubuh dan bisa melawan virus serta bakteri dalam tubuh,” imbuhnya.

Alumnus Universitas Diponegoro Semarang ini juga menuturkan, untuk saat ini produk madu Sarang Maduku memang belum sampai di ekspor. Karena untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri.

Namun demikian lanjut Doni, kedepan tidak menutup kemungkinan madu Sarang Maduku di ekspor ke luar negeri.

“Sekarang kami sedang berusaha untuk memenuhi legalitas untuk itu,” akunya.

Menurut Doni, yang membedakan madu Sarang Maduku dengan madu lainnya adalah sarang Maduku adalah spesialis madu mentah. Dimana madunya tidak diolah seperti kebanyakan yang dijual di toko.

“Bisa dikatakan, kualitas madu kita jauh lebih baik, karena madunya tidak dipanasi ataupun dicampur dengan kandungan yang lain. Jadi murni langsung dari alam,” ucapnya.

“Madu kita juga sudah teruji laboratorium. Jadi tidak perlu takut atau ragu karena madu Sarang Maduku sudah teruji laboratorium. Dengan kadar air rata-rata 19-22 persen,” sebutnya.

Sementara itu, diakui Doni, bergelut di usaha madu bukan tanpa kendala. Terlebih dalam kondisi pacar pandemi.

Sebab, harus diakui, pada saat pandemi banyak masyarakat yang mencari dan membutuhkan madu kesehatan. Sehingga penjualan madu meningkat drastis.

“Karena kita tahu, di pandemi 2020 itu penjualan madu meledak hingga akhir 2021. Siapapun yang jual madu pasti laris manis. Tapi sekarang pandemi sudah mulai menjadi endemi. Dimana kemarin waktu pandemi, masyarakat kita sudah sering minum madu. Sekarang mulai kendor karena merasa tubuhnya sudah tervaksin,” ungkapnya.

“Karena itu kita harus mengedukasi masyarakat sehingga mereka percaya, mencoba dan pada akhirnya menjadi kebiasaan untuk minum madu,” pungkasnya. (Agus N)