Reportasemalang – Sebanyak 123 mahasiswa dari 6 Negara ikuti Summer Course di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB. mulai dari Indonesia, Pakistan, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Kurang lebih satu bulan sejak 26 Agustus hingga 31 Oktober 2024, ratusan mahasiswa ini mengikuti serangkaian kegiatan yang digelar secara hybrid dengan tema “Teknologi Pertanian yang Tangguh dan Berkelanjutan: Teori dan Praktek”.
Dekan FTP UB, Prof. Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life.Sc mengatakan, summer course ini merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh FTP setiap semester. Dimana setiap tahun, peminat mahasiswa asing yang mengambil program di FTP ini selalu mengalami peningkatan.
“Tahun ini mahasiswa asing yang paling mendominasi yakni dari Malaysia. Tapi tidak menutup kemungkinan juga dari negara lain juga banyak yang tertarik dengan program ini,” ucapnya.
Menurutnya, program ini merupakan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk mendapatkan wawasan baru di bidang teknologi pertanian berkelanjutan.
“Program ini tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi platform bagi mahasiswa untuk memperluas jejaring internasional dan mengasah soft skill,” ujar Prof Yusuf.
Dalam Summer Course tersebut, para mahasiswa diberikan banyak pengetahuan baru, khususnya tentang teknologi mutakhir yang digunakan dalam dunia pertanian. Selain itu, peserta juga belajar mengenai pemetaan emosional melalui Convolutional Neural Network (CNN) untuk memahami efek relaksasi dari teh daun kopi. Mereka juga dibekali pelatihan keterampilan komunikasi yang akan berguna di dunia kerja global.
Tidak hanya diisi dengan teori, peserta juga mengikuti pelatihan diversifikasi produk pangan di Food Production and Training Center (FPTC) FTP UB dan UMKM Tempe di Malang.
“Mereka berkesempatan mengunjungi dua perusahaan besar, yaitu PT Amerta Indah Otsuka dan PT Heinz ABC Indonesia, untuk mempelajari langsung penerapan teknologi pertanian dalam skala industri,” katanya.
Para peserta juga diajak menikmati wisata alam di Gunung Bromo, yang tidak hanya untuk rekreasi, tetapi juga untuk memperkenalkan ekosistem unik Indonesia serta pentingnya pelestarian lingkungan dalam sistem pertanian berkelanjutan.
“Trip ini adalah momentum untuk para mahasiswa yang berasal dari Indonesia dan dari luar negeri untuk mempererat relasi mereka, sehingga hubungan pertemanan mereka bisa terus berlanjut meski program ini sudah berakhir,” pungkasnya.