Ujian Disertasi Program Doktor, Yuli Sartono Bahas Solusi Atasi Rendahnya Laju Adopsi Industri 4.0 di Indonesia

Jumat, November 1, 2024 Oleh: Agus Nur
Ujian disertasi
Ir.Yuli Sartono, M.M. didampingi salah satu Promotor. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Reportasemalang – Commercial Advisor, PT. Schneider Indonesia, Ir.Yuli Sartono, M.M, menjalani Ujian akhir disertasi Program Doktor Ilmu Administrasi. Bertempat di Gedung B Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB), Jumat (1/11/2024).

Ditemui sebelum melaksanakan ujian, Yuli menjelaskan, disertasi yang ia angkat berjudul “Pengaruh Digital Trust, Self Efficacy dan Attitudes terhadap Perceive Value dan Intention to Adopt Industri 4.0 dimoderasi Uncertainty Avoidance“.

Dalam disertasi tersebut, Yuli menilai penerapan industri 4.0 di Indonesia yang masih berjalan lamban. Karena itu dirinya kemudian meneliti tentang ekosistem digital seperti apa yang sesuai dengan syarat-syarat agar industri 4.0 ini berjalan dengan lancar.

Dikatakan Yuli, pemerintah menargetkan kenaikan tenaga kerja 30 juta di tahun 2030. Sayangnya, bagaimana kita bisa menciptakan lapangan kerja yang sebanyak itu kalau tidak bertransformasi ke pada pabrik yang cerdas pabrik digital.

“Karena kalau masih tradisional, kita tidak akan bisa mengejar target itu dan tidak bisa bersaing dengan negara lain,” ungkapnya.

Disertasi
Ir.Yuli Sartono, M.M. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Menurut Yuli, dalam disertasinya tersebut, ia memberikan syarat-syarat yaitu dengan variabel digital trust, self efficacy dan sustainable attitudes. Bagaimana ketiga itu saling mempengaruhi sehingga niat untuk menerapkan industri 4.0 itu bisa berjalan denga lancar, selaras dengan tujuan sustainability.

“Jadi sustainable attitudes itu bagaimana supaya sikap atau keputusan perusahaan untuk memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs). Misalkan di bidang elektrik, jadi bagaimana energi itu dipergunakan seefisien mungkin, se-sustainable mungkin. Bagaimana tidak mengeluarkan emisi karbon yang berlebihan sehingga mencapai target SDGs,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Yuli, studi penelitian disertasinya dilakukan di PT. Schneider Indonesia, perusahaan yang merupakan tempat ia bekerja selama lebih dari 30 tahun.

Menurutnya, PT. Schneider Indonesia merupakan perusahaan pertama manufacture yang ditunjuk oleh world economic forum pada tahun 2019 sebagai percontohan. Sehingga kalau mau mencontoh industri 4.0 pabriknya ya seperti Schneider Indonesia ini.

“Itu harus digetok tularkan dan dikampanyekan, bahwa merubah pabrik tradisonal menjadi pabri cerdas itu tidak perlu biaya yang banyak. Karena sebetulnya bagaimana keputusan management berani memutuskan dengan tetap memenuhi target perusahaan dan selaras dengan sustainability,” tuturnya.

,