Reportasemalang – Kota Malang, Menginjak usia ke 40 tahun, Politeknik Negeri Malang (Polinema) terus meningkatkan kerjasamanya dengan mitra kerja industri dan dunia kerja. Hal ini dilakukan guna mendukung terlaksananya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Tak tanggung-tanggung, dalam gelaran acara Expo Produk Inovasi dan Penguatan Link and Match IDUKA 2022, Polinema langsung melakukan penandatanganan MoU dengan 105 mitra kerja industri dan dunia kerja.
Disampaikan Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT, dalam rangka mewujudkan Visi Polinema, “Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi Vokasi yang Unggul dalam Persaingan Global, Polinema senantiasa berupaya meningkatkan mutu tata kelola dan layanan baik secara internal maupun eksternal. Upaya meningkatkan mutu layanan eksternal dilakukan Polinema dengan berupaya menjalin kemitraan, link and match dengan pemerintah pusat dan daerah, berbagai institusi pendidikan dan berbagai industri baik di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Menurutnya, jumlah total kerjasama Polinema mulai tahun 2017 sampai dengan 2022 terdapat 477 mitra Industri dan pihak lain yang sudah memiliki MoU/SPK dengan Polinema. Meliputi kerjasama bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, perekrutan karyawan, pemagangan dosen dan mahasiswa serta pemberian beasiswa.
“Termasuk kerjasama dengan 56 BUMN dalam hal pelaksanaan PMMB sejak tahun 2019 hingga saat ini,” sebutnya di Graha Polinema, Senin (23/5/2022).
Dikatakan Supriatna, tugas dan fungsi Polinema sebetulnya adalah menghasilkan lulusan yang siap untuk memasuki dunia industri, dunia kerja, maupun dunia entrepreneur.
Hanya saja memang tidak bisa dihindari, saat ini perubahan teknologi semakin cepat terjadi. Karena itu dengan semakin besarnya tantangan yang dihadapi, maka harus responsif terhadap berbagai macam perubahan itu.
“Kita harus adaptif terhadap perubahan itu. Perubahan itu harus cepat kita respon dan sikapi karena semakin ke sini perubahannya tidak dapat dihindari lagi,” ungkapnya.

Inilah yang nanti akan menjadi sebuah fokus untuk selalu bisa meningkatkan link and match antara dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi vokasi dengan berbagai stakeholder yang ada. Karena ke depan paradigma yang harus diakukan adalah merubah dunia pendidikan dari semi konvensional menjadi yang lebih modern dari semua aspek.
“Sebab itu tidak cukup kita membekali mahasiswa dengan hard skill, tetapi juga soft skill yang harus dimiliki lulusan politeknik ke depan. Kita harus melakukan pendekatan untuk mengajarkan hard skill maupun soft skill,” tuturnya.
Dengan kurikulum maupun kebijakan yang diambil Kemendikbud Ristek, yang sekarang Polinema sedang upayakan adalah bagaimana merekontruksi kurikulum. MBKM memberikan ruang yang sangat luas kepada mahasiswa agar bisa memilih kegiatan sesuai dengan minat dan bakatnya.
“Nantinya kedepan kita harapkan bisa mensuport mahasiswa untuk bisa menjadi wirausahawan. Tidak hanya menjadi job seeker tetapi juga bisa menjadi job maker. Dan inilah yang akan kita lakukan melalui kurikulum bermuatan mata kuliah kewirausahaan, program kegiatan kewirausahaan maupun dengan program magang kewirausahaan,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto ST MSc PhD mengaku akan terus mendorong para direktur Politeknik mengimprove kurikulumnya lebih ke Project Based Learning (PBL).
“Jadi mereka belajar sambil mengerjakan project. Dan saya yakin Polinema sudah semakin ke arah sana. Kami juga mengapresiasi sekali 105 MoU baru yang nanti akan benar-benar menjadi mitra PBL dari polinema ini,” tandasnya.
Senada, Wali Kota Malang, Drs Sutiaji mengatakan, di usia ke-40, kehadiran Polinema kedepannya semakin bermakna bagi masyarakat. Dirinya juga mengapresiasi pihak Polinema yang terus berkontribusi dalam mencetak generasi unggul.
“Tentu kami berikan apresiasi kepada Polinema yang secara langsung memberikan kontribusi. Baik terhadap daerah maupun terhadap Indonesia dalam pendidikan vokasi,” pungkasnya. (Agus N)