Terapkan Budidaya Agroforestri, Kelompok Tani Binaan BI ‘Kopi Sumadi’ Tembus Pasar Internasional

Jumat, Desember 13, 2024 Oleh: Agus Nur
Nur Hidayat
Ketua Kelompok Tani Sumadi, Nur Hidayat menunjukkan salah satu tanaman kopi. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Reportasemalang – Produksi Kopi Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi (Sumadi) binaan Bank Indonesia (BI) tembus pasar Internasional. Tidak sekedar menanam, Kelompok Tani Sumadi ini juga melakukan budidaya kopi secara Agroforestri yakni kombinasi tanaman perkebunan, tanaman kehutanan, dan juga ada tanaman pertanian.

Ketua Kelompok Tani Sumadi, Nur Hidayat menyampaikan, Kelompok Tani Sumadi sudah menjadi binaan BI sejak 2018 hingga sekarang. Sejumlah bantu juga diberikan BI untuk memajukan para petani kopi di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Pasuruan.

“BI mendampingi kita mulai nol. Kita dapat alat rosting dan mesin pulper 3 silinder. Yang terbaru, BI juga membangunkan green House,” ungkapnya.

Menurutnya, dengan dibangunnya green House ini dapat meningkatkan produksi kopi para petani.

“Sebelum ada green House, kita bisa memproduksi 1 ton per tahun. Tapi setelah ada Green House ini kita bisa memproduksi sampai 12 ton per tahun,” terang Nur Hidayat.

Lebih lanjut dijelaskan Nurhidayat, Kebun Kopi Sumadi berada lereng Gunung Arjuni di ketinggian 1.500 mdpl. Dengan suhu rata-rata 18-23 Derajat Celsius.

Saat ini luas lahan kopi jenis Arabika Arjuna yang dikelola Kelompok Tani Sumadi seluas 54 hektar. Dengan menerapkan 3 prinsip yakni pengembangan ekonomi, keberlanjutan ekologi dan pengembangan sosial.

“Dari luas 54 hektar yang dikelola 54 petani yang sudah menghasilkan itu ada 20 hektar. Kemudian sisanya itu masih proses penanaman tahun ini,” ucapnya.

Green House
Green House yang dibangun BI untuk Kelompok Tani Kopi Sumadi. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Kemudian dalam menjaga keberlanjutan, budidaya kopi dilakukan secara agroforesti yakni kombinasi tanaman perkebunan, tanaman Kehutanan, dan juga ada tanaman pertanian.

“Dampak lingkungannya adalah kita ada kegiatan konservasi air. Bagaimana pohon sebanyak mungkin bisa tumbuh. Kemudian tutupan kanopinya bisa menyerap banyak karbon,” sebutnya.

Sedangkan dampak ekonomi dan dmapak sosial dengan adanya perkebunan Kopi Sumadi ini sangat luar biasa. Dimana dalam satu hektar, omset para petani bisa mencapai 200 juta.

“Kemudian kita bisa menyerap tenaga kerja lintas umur. Dipastikan desa saya tidak ada yang menganggur. Tapi justru kekurangan tenaga kerja. Itu dampak sosialnya,” ungkap Nur Hidayat.

Selain melayani pasar lokal, Kopi Sumadi juga telah masuk di pasar Internasional mulai dari
Swiss, Perancis, Cina dan Korea Selatan. Namun saat ini Korea Selatan yang serius ingin bekerjasama dengan Kopi Sumadi.

“Dari Korea Selatan mereka datang ke sini buyernya ingin tau, minta data kita, lihat lokasi kita, prosesnya seperti apa, sampai membuat standar bersama,” paparnya.

Kopi-kopi kita di dunia internasional lebih disukai rasa yang soft dengan proses pengeringan yang stabil. Dimana taste kopi Arabika Arjuna lebih ke arah krimi dan rasa buahnya lebih kuat.

“Itu yang menjadi keunggulan kopi kami. Tidak terlalu asam, tidak terlalu pahit,” pungkasnya.

,