Napak Tilas Perjalanan KH Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah
Reportasemalang – Kota Malang, Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Teknik Universitas Muhammadiyah Malang, melakukan ziarah ke makam K.H Ahmad Dahlan dan Prof. Drs. Lafran Pane serta kunjungan ke Masjid Gedhe Kauman. Jumát (27/01/2023)
Ziarah dan kunjungan ini guna mengetahui dan memahami proses serta perjuangan K.H Ahmad Dahlan dalam prosesi penyebaran Islam di Nusantara terkhusus di tanah Jawa, dan Prof. Drs. Lafran Pane dalam perjuangan pendirian organisasi HMI.
Anggota HMI Komisariat Teknik UMM melaksanakan do’a bersama di makam K.H Ahmad Dahlan didampingi oleh juru kunci kompleks pemakaman Karangkajen, bapak Nur Samhudi serta salah satu pengusus Masjid Jami’ Karangkajen sekaligus pengelolah ziarah makam, Bapak Indra.
Dalam kegiatan ziarah, ada beberapa ulama’ yang menyatakan itu haram dan ada beberapa yang menyatakan memperbolehkan kegiatan tersebut. Namun dalam kegiatan ini bertujuan untuk mengunjungi kuburan dengan maksud untuk mengambil pelajaran terkait dengan kematian dan kehidupan akhirat serta mendoakan mayit agar dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. “
Dulu sebelum di resmikannya K.H Ahmad Dahlan sebagai pahlawan nasional, ada larangan untuk ziarah kubur dimakam K.H Ahmad Dahlan. Tetapi pasca diresmikannya dan sampai hari ini sudah diperbolehkan untuk ziarah, dan banyak dari berbagai kalangan melakukan do’a bersama dan tahlilan disini .” begitu ujar pak Nur Samhudi yang akrab disebut pak Upam, selaku juru kunci makam.
Selain do’a bersama, pak Indra selaku pengelolah ziarah makam menerangkan biografi K.H Ahmad Dahlan serta perjalanan beliau menegakkan ajaran-ajaran agama Islam sampai terbentuknya salah satu Organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Muhammadiyah.
Selain berdo’a bersama di makam K.H Ahmad Dahlan, anggota HMI Komisariat Teknik UMM juga melakukan do’a bersama di Makam Prof. Drs Lafran Pane. Pemakaman dua tokoh ini masih satu kompleks pemakaman. Prof. Drs Lafran Pane merupakan tokoh pendiri organisasi mahasiswa islam pertama yakni Himpunan Mahasiswa Islam.
Ternyata Muhammadiyah dan HMI masih terdapat hubungan secara sejarahnya. Ayah beliau yang bernama Sutan Panggurabaan Pane merupakan pendiri Muhammadiyah di Sipirok, Tapanuli Selatan, dan beliau pun selama pendidikannya dari tingkat dasar hingga menengah mengenyam pendidikan di pesantren dan sekolah Muhammadiyah.
Dalam pendirian HMI, beliau berpandangan bahwa, organisasi ini menjadi wujud aktualiasasi dari pandangannya tentang Islam dan Indonesia, beliau juga mengatakan bahwa “ Agama Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, melainkan juga dengan manusia satu sama lain ”.
Setelah melakukan ziarah makam K.H Ahmad Dahlan, melanjutkan perjalanan ke Masjid Gedhe Kauman. Masjid ini merupakan masjid pertama yang diubah arah kiblatnya oleh K.H Ahmad Dahlan, menurut beliau arah kiblat masjid Gedhe kauman miring beberapa derajat. “
Dari penafsiran beliau, semua arah sholat di masjid dan mushola Yogjakarta saat itu bukan mengarah ke Makkah, melainkan ke benua Afrika. Namun berkat peran beliau, kemudian masjid ini juga perlahan mengalami perubahan menjadi pusat kajian Islam yang mencerahkan dan berkemajuan.” ujar salah satu ta’mir masjid.
*Penulis : Muhammad Zuhri – Anggota HMI Komisariat Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
**Seluruh isi dalam artikel ini menjadi tanggungjawab penuh penulis