Gus Ali Ahmad, Dari Pesantren Menuju Parlemen
REPORTASEMALANG – Politik santri selalu mengedepankan nilai religius dan nasionalisme. Itulah yang selalu menjadi prinsip dan benar-benar diamalkan Ali Ahmad, Ketua DPC PKB Kabupaten Malang.
Hidup dengan kesederhanaan, membuatnya termotivasi untuk menjadi santri yang kelak bisa memberikan manfaat untuk lingkungannya
Baginya, menjadi santri harus selalu hidup sederhana. Dari kesederhaan itu kelak yang akan menjadikan pribadi yang selalu peduli terhadap masyarakat.
Pria asal Desa Donowarih Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur ini memang lama mengabdi di pesantren.
Sejak tamat di MI Alhidayah Karangploso, ia melanjutkan pendidikannya ke Pondok Pesantren Darussalam Sumbersari Kediri, Jawa Timur hingga Pondok Pesantren Al Anwar Sarang di Rembang, Jawa Tengah.
Selain memperdalam ilmu agama, melanjutkan studinya di Universitas Islam Malang (Unisma), Fakultas Hukum.
Bapak tiga anak ini tidak langsung pulang kampung setelah menyelesaikan kuliahnya. Ia terus memperdalam ilmu agama sekaligus mengabdi kepada kiai dan pesantren tempat ia menimba ilmu.
Setelah lama mengabdi, ia mulai tertarik dunia politik bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Hingga pada 2016, Gus Ali sapaan akrabnya mengemban amanah sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Malang.
Baginya politik adalah harakah perjuangan dengan mengedepankan etika dan nilai keislaman dan keindonesiaan. Menjadi pengurus partai harus serius dan berkomitmen.
Berangkat dari hal tersebut, pada pesta demokrasi Pemilu 2019 Gus Ali Ahmad lantas bertekad maju sebagai calon Anggota DPR RI dapil Malang Raya. Tujuannya tidak lain, hanya ingin mengabdi melalui parlemen.
Berkat kesungguhannya, akhirnya Gus Ali ditakdirkan masuk parlemen sebagai anggota DPR RI asal Malang Raya. Pembina Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Malang Raya itu melenggang ke senayan setelah meraup 47.507 suara.
Kehadirannya di gelanggang politik nasional cukup menarik perhatian publik, lantaran statusnya sebagai pendatang baru di Senayan. Bersama 575 anggota DPR RI Periode 2019-2024, ia pun dilantik Selasa pagi, 1 Oktober 2019.
“Politik itu jalan perjuangan untuk kemaslahatan orang banyak. Pada dasarnya, santri harus berpolitik dengan tujuan distribusi kader dari pesantren untuk bisa mewarnai pembangunan di negeri tercinta ini,” kata Gus Ali.
Lanjutnya, partai politik sudah seyogyanya sebagai wadah perjuangan bagi santri, sejarah membuktikan kaum santri terlibat langsung dalam kemerdekaan RI.
Maka, santri sangatlah penting dalam membangun bangsa. “Jadi secara kuantitatif jumlah santri tidak sedikit. Secara kualitatif, santri banyak yang punya prestasi membanggakan. Mereka tersebar di berbagai lini dan bidang profesi,” kata dia.
Selain itu, Gus Ali menegaskan pesantren bagian dari kekuatan awal kemerdekaan Indonesia. Oleh karenanya, Ia turut bangga dengan disahkannya RUU Pesantren oleh DPR RI beberapa hari lalu.
RUU ini akan menjadi sejarah awal penguatan pesantren. Lahirnya RUU Pesantren 2019 ini memberikan pengakuan dan independensi pesantren dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Jangan ditanya lagi sumbangsih pesantren terhadap negara, banyak sekali,†pungkasnya.