Gandeng P4S Bumiaji, Dokter Mengabdi UB Dorong Penerapan Teknologi IoT di Bidang Pertanian

Senin, Desember 12, 2022 Oleh: Achmad Faiz
reportasae malang

Reportasemalang – Kota Batu, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) terus mendorong penerapan teknologi Internet of Things (IoT) di bidang pertanian. Pasalnya, penerapan IoT dinilai mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.

Karena itu, tim DM UB sejak 2018 menggandeng Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya P4S Bumiaji Sejahtera dalam pengembangan sistem pertanian secara digital berbasis teknologi IoT.

Tim DM UB ini terdiri Muhammad Aziz Muslim PhD dan Dr Raden Arief Setyawan (Fakultas Teknik), Dr Rosihan Asmara (Fakultas Pertanian), Achmad Basuki PhD (Fakultas Ilmu Komputer), serta Agung Nugroho Lutfi (Fakultas Ilmu Administrasi).

Ketua Tim DM, Muhammad Aziz Muslim Ph.D menjelaskan, kolaborasi dosen lintas fakultas ini membuat percontohan pengembangan sistem pertanian dan pelatihan secara digital. Dengan melibatkan sekitar 50 petani mitra, dalam pengembangan sistem pertanian secara digital melalui penerapan teknologi IoT bagi greenhouse di lokasi P4S Bumiaji Sejahtera, Kota Batu.

“Kolaborasi tim ini memberikan pelatihan dan literasi kepada petani, tentang penerapan IOT di bidang pertanian dengan workshop hands-on. Menggunakan modul ESP32 dengan sensor kelembaban tanah, sensor suhu serta relay untuk mengaktifkan pompa,” jelas Aziz kepada awak media dalam gelaran Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) di P4S Bumiaji Sejahtera, Senin (12/12/2022).

Menurut Aziz, sistem berupa perangkat IOT yang di implementasikan pada greenhouse ini digunakan untuk mengendalikan berbagai parameter. Mulai dari penyiraman, pengaturan kelembaban, pengaturan pH pupuk, kadar CO, TDS. Sehingga perangkat ini secara otomatis mampu mengendalikan kondisi greenhouse sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan oleh petani.

“Diharapkan dengan adanya system IOT di P4S ini dapat memberikan demonstrasi dan percontohan bagi petani muda tentang penerapan teknologi di bidang pertanian,” tuturnya.

Lebih lanjut, anggota tim DM, Dr Raden Arief Setyawan mencontohkan sejumlah sistem perangkat IOT yang diimplementasikan pada greenhouse untuk mengendalikan berbagai parameter. Seperti penyiraman, pengaturan kelembaban, pengaturan pH pupuk, kadar CO, TDS, dan lainnya.

“Ini salah satu IOT yang bisa digunakan mobile. Jadi tak perlu meletakkan perangkat IOT tersebar di seluruh lahan. Meski juga ada beberapa IOT dengan beragam aplikasi dan kegunaan yang disesuaikan dengan kebutuhannya,” jelas Raden, sembari menunjukkan salah satu perangkat IOT yang dimaksud.

Sementara itu, Ketua P4S Bumiaji, Rakhmat Hardiyanto mengatakan, sudah saatnya petani menerapkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta kontrol pada produk pertanian.

“Bukan lagi menggunakan cara-cara tradisional untuk bertani, khususnya bagi keluarga petani yakni generasi muda penerusnya,” ucapnya.

Namun demikian diakui Hardi sapaan akrabnya, memang tidak mudah mengenalkan teknologi pada para petani dan generasi muda dalam mendeliver pola bisnis pertanian yang maju.

“Dengan clue-nya teknologi, viral dan sejahtera.
Mereka menjadi lebih tertarik apalagi menggunakan handphone,” tandasnya.

Duta petani milenial ini juga menceritakan, awal dirinya fokus pertanian jambu kristal sejak 2012. Ada banyak suka duka dan dinamika naik turun yang dialaminya, bahkan sudah hampir putus asa.

“Namun dengan memanfaatkan smartphone yang sangat dekat dengan generasi muda, mempertemukan IOT dengan istilah yang mudah dipahami generasi muda. Akhirnya literasi teknologi dan informasi mudah tersampaikan dan dipahami untuk dilaksanakan,” ujarnya.

Dengan istilah Smart Farming, yakni pertanian yang menggunakan teknologi, sensor, dan lainnya. Mampu memberikan pencerahan literasi dan teknologi IOT kepada masyarakat petani di Bumiaji, untuk terus melestarikan profesinya.

“Kami memberikan syarat punya lahan, mengikuti SOP dan tetap ikut bertani. Sekaligus syarat 5 M, yaitu metode, man power, mesin, market dan manajemen,” tegas Hardi.

Tak hanya jambu kristal, namun kini berkembang ke sayur kale, bunga krisan, melon dan lainnya, hingga produk olahan kemasan rujak shake dan pastry selai jambu kristal. Bahkan panen raya jambu kristal mampu menghasilkan setengah ton per hari.