Tim Doktor Mengabdi UB Ajarkan Urban Farming untuk Siswa SDI dan SMP IT As-Salam, Kota Malang

Jumat, November 17, 2023 Oleh: Agus Nur
Siswa SDIT Assalam panen selada keriting sistem hidroponik. (Foto: Ist/reportasemalang)

Reportasemalang – Sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Malalui program Doktor Mengabdi (DM) yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UB.

Tim Doktor Mengabdi ini melibatkan dosen dan dan mahasiswa dari Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian dan Fakultas Perikanan. Tim dosen yaitu Ir. Dr. Putu Hadi Setyarini S.T., M.T., Sisca Fajriani, S.P., M.P., Ir. Dwi Hadi Sulistyarini, S.T., M.T., Dr. Mochammad Roviq S.P., M.P., Diana Aisyah, S.Pi., M.P. Tenaga lapang dan mahasiswa yaitu Djoko Sumantri, A.Md., Salsa Aina Damayanti, Iin Herny Purwati, Gabriella Sabatini Lumban Gaol, Bima Elang Prasetiyo, Denny Satrya Fahreza.

Siswa SDIT As-Salam melakukan persiapan tanam sayur di instalasi hidroponik. (Foto: Ist/reportasemalang)

Ketua tim DM, Ir. Dr. Putu Hadi Setyarini menjelaskan, dalam program Doktor Mengabdi ini pihaknya bermitra dengan SDI dan SMP IT As-Salam. Untuk memberikan pengenalan sekaligus pembelajaran Urban Farming guna menguatkan Green School melalui sistem pertanian Hidroponik, Akuaponik dan Budikdamber.

“Jadi Program Doktor Mengabdi ini dimulai sejak bulan Mei sampai dengan November 2023,” jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Didin ini menyampaikan, ada satu instalasi hidroponik yang diletakkan di SD IT As-Salam dan dua Instalasi hidroponik di SMP IT As-Salam. Tanaman yang ditanam di sistem hidroponik menggunakan tanaman Pakchoy dan Selada Keriting.

Sedangkan pada sistem Akuaponik di SD IT As-Salam, tidak bisa menggunakan tanaman produktif seperti sayuran yang memerlukan pencahayaan yang intens. Karena lokasi kolam yang terhalang bangunan gedung, pencahayaan yang minim sehingga digunakan tanaman hias Calatea dan Aglonema.

“Karena menggunakan sistem akuaponik, sehingga dibawah instalasi hidroponik juga ditebar ikan nila. Dan Alhamdulillah sekarang sudah berkembang biak dengan baik. Yang nantinya akan dikembangkan untuk usaha produktif,” ujarnya.

Siswa SD IT As-Salam diajarkan cara menyemai benih menggunakan rockwoll. (Foto: Ist/reportasemalang)

Sementara di SMP IT As-Salam, untuk budidaya Akuaponik dilakukan dengan sistem Budidaya Ikan Dalam Ember (Budikdamber). Budidaya ikan dan sayuran yang dilakukan menggunakan ember yang dipakai untuk mengembang biakkan ikan lele dan tanaman kangkung dibagian atasnya.

“Semua instalasi ini berasal dari kampus UB yang didanai oleh pihak LPPM UB. Karena instalasi terbuat dari paralon InsyaAllah bisa tahan lama, tapi memang diperlukan pemeliharaan secara berkala,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Didin, dalam pengenalan dan pembelajaran urban farming ini melibatkan para guru dan siswa untuk sama-sama belajar tentang sistem hidroponik dan akuaponik. Bagaimana proses menyemai benih, menanam benih pada rockwoll, memindah ke netpot, pembuatan dan pemberian nutrisi, hingga merawat tanaman dan ikan sampai panen.

“Untuk penanaman yang pertama ini, kami memang melakukan pendampingan kepada bapak ibu guru. Tapi setelah panen perdana, untuk penanaman selanjutnya para guru sudah mulai mencoba penanaman secara mandri bersama murid-murid,” ungkapnya.

Anggota Doktor Mengabdi UB mengenalkan cara budidaya sistem Hidroponik. (Foto: Agus N/reportasemalang)
Anggota Doktor Mengabdi UB mengenalkan cara budidaya sistem Hidroponik. (Foto: Agus N/reportasemalang)

“Memang ada beberapa kendala yang dihadapi. Ada yang gagal tumbuh, daunnya cuma sedikit, atau tumbuhnya tidak normal. Dari situ kemudian kita telaah dan mencari solusi bersama. Jadi selain mereka belajar, juga sambil mengamati tumbuhan yang mereka tanam,” imbuhnya.

Disebutkan, selama program Doktor Mengabdi ini dilaksanakan, para guru dan siswa sudah melakukan dua kali panen. Dimana hasil panennya belum untuk dijual tapi dikonsumsi pihak sekolah terlebih dahulu.

“Jadi hasil panennya sementara ini masih dinikmati sendiri oleh para guru dan juga siswa serta warga sekitar. Belum untuk dijual,” jelasnya.

Siswa SMP IT As-Salam menanam tanaman sistem hidroponik. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Menurut Didin, dalam pembelajaran hidroponik dan akuaponik ini para siswa sangat antusias, utamanya saat tanaman yang mereka tanam mulai tumbuh besar.

“Awalnya mereka hanya melihat. Tapi ketika tanaman sudah besar, mereka mulai banyak pertanyaan. Kenapa harus ditanam di sini dulu, kenapa satu rockwoll hanya boleh satu benih, tumbuhnya berapa lama dan sejumlah pertanyaan lainnya,” ucapannya.

Didin berharapan kedepan pihaknya masih ingin program ini bisa berlanjut. Karena mereka sudah punya angan-angan untuk memberikan instalasi solar cel pada instalasi hidroponik dan akuaponik.

“Karena sekarang ini instalasinya masih menggunakan listrik dari sekolah. Nanti kami berusaha agar bisa lebih mandiri lagi listriknya melalui listrik solar cell,” tandasnya.

Sementara itu Kepala sekolah SMP IT As-Salam, Nurik Khikmawati mengaku senang dengan adanya program Doktor Mengabdi dari UB. Yang bisa memanfaatkan lahan kosong di lingkungan sekolahdan mendukung program green school.

“Kami dari SMP IT As-Salam menyampaikan terimakasih atas kepercayaan dari program Doktor Mengabdi UB. Yang sudah mengajak kerjasama SMP IT As-Salam terkait dengan program hidroponik dan akuponik ini,” ucapnya.

Budidaya tanaman hias sistem aquaponik. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi proses pembelajaran bagi para siswa untuk mengetahui tentang sistem hidroponik dan akuaponik. Sekaligus mengenalkan kepada para guru dan siswa bahwa ada pertanian yang bisa memanfaatkan lahan sempit melalui sistem hidroponik.

“Yang kami ikutkan kegiatan ini siswa kelas 9. Mereka sangat antusias mempelajari setiap tahapan budidaya tanaman dengan sistem hidroponik maupun akuaponik,” tandasnya.

Senada, salah satu guru kelas 4A SD IT As-Salam, Hayatun mengaku, kegiatan ini menjadi pengalaman pertama yang berkesan bagi guru dan siswa. Untuk menanam sayur selada hijau dengan sistem hidroponik.

“Anak-anak sangat antusias. Bahkan saking antusiasnya, sayur yang belum waktunya dipanen, sudah mulai dipetik anak-anak terus dimakan. Mereka gemes ingin makan,” cerita Hayatun.

Untuk hasil panen kemarin, dibagikan ke anak-anak. Ada yang dimakan langsung, ada yang dibawa pulang.

“Kemudian juga dibagikan kepada guru dan warga sekitar. Harapannya setelah panen ini, kita masih terus menanam sayur lagi. Akan kami lanjutkan sendiri,” pungkasnya.

, ,