Jalin Kerjasama, Yayasan Mahargijono Schützenberger dan PWI Malang Raya Serukan Pentingnya Kesehatan Mental

Rabu, Desember 11, 2024 Oleh: Agus Nur
MoU
Kerjasama Yayasan Mahargijono Schützenberger dan PWI Malang Raya terkait kesehatan mental. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Reportasemalang – Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia (YMSI) menjalin kerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental (Mental Health).

Bertempat di Sekretariat PWI Malang Raya, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan langsung Ketua Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia dan Ketua PWI Malang Raya, Rabu (11/12/2024).

Ketua Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia, Sofia Ambarini S.Kom.MM mengatakan, kerjasama yang dijalin dengan PWI Malang Raya agar dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. Sekaligus supaya masyarakat tau bahwa ada yang bisa dihubungi untuk membantu secara gratis.

“Jadi jangan khawatir mengenai biaya. Kami juga punya tim psikiater, psikolog dan counselor yang memang sudah ahli di bidangnya masing-masing,” jelasnya.

Menurut Sofia, ada beberapa poin kerjasama yang ditandatangani. Diantaranya, membantu dalam pelaksanaan kampanye sosial mengenai kesadaran masyarakat dalam mental health.

Kemudian informasi mengenai berbagai layanan gratis yang dibutuhkan oleh masyarakat. Serta bisa menyelenggarakan seminar atau workshop bagi masyarakat umum maupun yang membutuhkan.

“Kemudian bisa juga ikut dalam pembentukan komunitas Assertive Community Treatment (ACT). Yang merupakan komunitas peduli mental health,” urainya.

MoU
Penandatanganan MoU Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia dengan PWI Malang Raya. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Selain itu lanjut Sofia, PWI Malang Raya juga bisa membantu untuk membudayakan bahwa konseling itu sebagai suatu hal yang wajar. Sekaligus menghilangkan stigma bahwa orang yang datang ke psikiater maupun ke psikolog adalah orang yang sakit jiwa.

“Saya berharap stigma itu bisa dihapus secara masif dengan segala macam publikasi dari PWI. Karena datang ke psikiater maupun ke psikolog
itu bukan suatu hal yang memalukan,” tuturnya.

Sebenarnya, semua macam masalah kalau ditanganin dengan benar sejak dari awal oleh para counselor itu tidak akan menjadi suatu penyakit di kemudian hari. Apa lagi menjadi suatu keingin untuk bunuh diri.

“Karena semua orang punya masalah dan orang harus tau bahwa 90 persen kesehatan kita ini adalah mental health. Kalau mental health nya bermasalah, itu akan manifestasi nya menjadi stroke, lambung, jantung dan penyakit yang lain,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua PWI Malang Raya, Cahyono menyambut baik kerjasama dengan Yayasan Mahargijono Schützenberger Indonesia. Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental sangat penting. Utamanya untuk menekan kasus bunuh diri yang terus meningkat.

“Saat ini sering sekali terjadi kasus bunuh diri, termasuk di Malang. Karena itu penting bagi masyarakat untuk sadar terhadap kesehatan mental,” ucapnya.

“Jika ada masalah berat yang menjadi beban pikiran, jangan takut atau malu untuk datang ke psikiater. Agar bisa segera tertangani dan tidak sampai menjadi penyakit di kemudian hari,” pungkasnya.

, ,