Dosen UMM Ciptakan Jenis Ayam Baru UMMChick Petelur
Reportasemalang – Ayam kampung Indonesia memiliki potensi besar untuk menyongsong pasar global. Apalagi melihat telur ayam kampung yang memiliki nilai jual tinggi dibandingkan dengan ayam petelur lainnya.
Namun, permintaan yang tinggi masih belum seimbang dengan produksi lokal ayam kampung. Mengenai hal ini, Ir. Suyatno, M.Si selaku dosen Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan gen asli ayam kampung petelur super untuk menjawab permintaan produksi ayam petelur.
Ia mendesain perkawinan silang induk ayam kampung dari beberapa wilayah di Jawa Timur untuk menciptakan strain baru yang memiliki keunggulan dalam memproduksi telur.
“Ada empat jenis ayam dari beberapa wilayah di Jawa Timur yang disilangkan yaitu ayam kampung putih, ayam kampung lurik merah, ayam kampung ranupane, dan wareng,” sebut Suyatno dalam seminar disertasinya, Selasa (21/5/2024).
Lebih lanjut, Fokus utama penelitian ini adalah seleksi dan pengaturan jalur perkawinan untuk menciptakan strain baru jenis ayam kampung petelur super. Prosesnya menggunakan kombinasi beberapa sistem breeding seperti cross breeding, reciprocal cross, dan outbreeding. Begitupun dengan program seleksi yang tepat seperti seleksi berat badan umur tiga bulan. Finalnya adalah strain baru ayam petelur yang diberi nama UMMChick.
Sebagai informasi, breeding atau pemuliaan merupakan sistem atau kegiatan untuk memelihara kemurnian galur pada hewan atau tumbuhan sekaligus memperbaiki kualitas dan produksinya.
Tujuan utamanya adalah menghasilkan populasi hewan lokal dengan tingkat produksi telur yang baik. Selama menjalankan program breeding, untuk menghasilkan strain baru, Suyatno berfokus pada produksi telur yang dihasilkan. Hasilnya, didapat strain ayam kampung baru yang menghasilkan telur 50%-60% dari produksi ayam kampung pada umumya.
“Kami menjamin bahwa strain ‘UMMChick’ ini bagus dan potensial karena sumber genetik masih terjaga dan dipelihara secara luas di Jawa Timur,” ujarnya.
Nantinya, strain ayam yang telah diciptakan dapat menghasilkan telur dan dapat dijual dengan merek dagang ‘Eggnic’ atau telur organik.
“Hal ini dapat menjadi salah satu ladang usaha UMM untuk mengembangkan usahanya karena tingginya permintaan akan telur ayam kampung,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu penguji disertasi tersebut, Prof. Dr. Ir. Asmah Hidayati, M.P, IPM berharap penelitian yang diciptakan oleh Suyatno ini tak berhenti sampai disini saja. Karena pengembangan strain ayam kampung baru dengan produktivitas lebih tinggi pasti dibutuhkan di masa depan.
“Kalau nanti bisa menciptakan strain dengan tingkat produktivitas 100% tentu akan lebih bagus lagi. Ini juga pasti dibutuhkan masyarakat luas,” pungkasnya.