Search
Close this search box.
24 Oktober 2024

Universitas Brawijaya Kukuhkan Dua Profesor Baru dari Fapet dan FKG

Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dan Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA.(Foto: Agus N/reportasemalang)
Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dan Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA.(Foto: Agus N/reportasemalang)

Bagikan :

Reportasemalang – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan dua profesor baru. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Sabtu (5/7/2023).

Prof. Osfar merupakan profesor aktif ke-16 di Fapet, profesor aktif ke-173 di UB, serta profesor ke-326 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. Sedangkan Prof. Chair merupakan profesor NIDK pertama di FKG, profesor ke-327 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc menyampaikan pidatonya yang berjudul “Bioteknologi Probiotik Tepung sebagai Aditif Pakan dalam Meningkatkan Produksi Ayam Petelur”.

Dijelaskan Prof Osfar, penggunaan antibiotik sebagai aditif pakan sudah dilarang di dunia termasuk di Indonesia. Salah satu pengganti antiobotik adalah probiotik.

“Probiotik adalah pakan tambahan yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ternak. Meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum,” jelasnya.

Selain itu lanjut Prof Osfar, probiotik juga mampu menghambat produksi amonia. Sehingga dapat menguntungkan bagi kesehatan ternak dan juga meningkatkan pertumbuhan.

Probiotik sebagai aditif pakan ayam petelur yang beredar saat ini banyak dalam bentuk cair. Probiotik cair ini banyak kelemahan dan kerugian seperti mudah rusak, mudah terkontaminasi, sulit dalam kemasan, sulit dalam transportasi, mudah terfermentasi, dan sulit mencampur dalam pakan serta dapat menimbulkan jamur dalam pakan.

“Bioteknologi probiotik bentuk tepung dengan proses kombinasi dengan enkapsulasi menghasilkan probiotik yang lebih efektif dan efiesien serta berkesinambungan sebagai aditif pakan ayam petelur,” ungkapnya.

Probiotik merupakan aspek penting dari penelitian pengembangan aditif pakan dan sebagai pengganti antibiotik. Juga sebagai agen kemoterapi untuk pemacu pertumbuhan, meningkatkan produktivitas, kualitas produksi telur, dan meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur serta menjadi peternakan ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat.

“Probiotik tidak menghasilkan dan menimbulkan efek negatif. Serta tidak menyebarkan resistensi mikroba, menawarkan potensi besar untuk menjadi alternatif antibiotik,” tandasnya.

Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dan Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA saat meberikan keterangan pers pengukuhan Profesor. (Foto: Agus N/reportasemalang)
Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dan Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA saat meberikan keterangan pers pengukuhan Profesor. (Foto: Agus N/reportasemalang)

Sementara itu, Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA menyampaikan pidatonya yang berjudul “Biokomposit Nanopartikel Zinc Oxide/Propolis (nZno/Propolis) sebagai Liner untuk Perlindungan Pulpa Gigi Anak”.

Dijelaskan Prof Efferndi, salah satu penyakit gigi yang paling sering dialami anak adalah karies gigi sebagai masalah kesehatan gigi paling umum menurut Global Burden of Disease (2019).
Karies gigi pada anak tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan oral, tetapi juga dapat membawa implikasi serius pada aspek kesehatan yang lebih kompleks.
“Misalnya stunting atau gangguan pertumbuhan kronis pada anak. Dimana pada saat yang bersamaan, stunting dapat menurunkan sekresi saliva, meningkatkan resiko karies dan dapat menunda erupsi gigi permanen,” jelasnya.

Pada kasus karies dentin dalam, penggunaan liner adalah solusi terbaik untuk melindungi pulpa gigi dari infeksi bakteri.
Beberapa macam liner yang banyak diaplikasikan di bidang kedokteran gigi anak ialah calcium hydroxide, mineral trioxide aggregate, resin-modified glass ionomers, dan ZnO eugenol.

Dari material-material tersebut, ZnO eugenol dipandang sebagai liner yang paling unggul, akan tetapi sifat sitotoksik material ini menjadi masalah yang krusial.
Di samping itu, pengisian ZnO eugenol yang berlebihan dapat mengurangi keberhasilan perawatan gigi.

“Oleh sebab itu, perlu inovasi untuk menemukan material baru yang lebih baik dalam mengatasi kegagalan perawatan pada pulpa gigi anak,” ucapnya.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan antibakteri, nZnO dapat menambahkan bahan antibakteri lain dari bahan alami, yaitu propolis.
Biokomposit nZnO/propolis, yang merupakan campuran nanopartikel ZnO dengan bahan alam propolis, sangat potensial sebagai liner untuk bahan pelindung pulpa pada gigi anak.

Khususnya dalam menghambat dan membunuh bakteri Streptococcus mutans dengan komposisi biokomposit nZnO/propolis dengan konsentrasi propolis 12,5% dan ukuran nZnO berkisar antara 30-80 nm.

“Kekuatan biokomposit nZnO/propolis sebagai antibakteri dan mudahnya mendapatkan propolis dari alam dapat sekaligus menutupi kekurangan bahan liner ZnO eugenol yang sitotoksis,” pungkasnya.