Reportasemalang – Universitas Ma Chung menggelar wisuda ke-15 dengan meluluskan 287 wisudawan dan wisudawati. Yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Bahasa, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Teknologi dan Desain dari jenjang sarjana dan magister, Sabtu (11/10/2025), di Hall Balai Pertiwi.
Mengusung tema ‘Growing Together, Impactful Forever’ wisuda ini menjadi momentum apresiasi atas kerja keras, prestasi akademik, dan kontribusi nyata para lulusan. Tema wisuda ini merefleksikan semangat kolaborasi dan keberlanjutan dampak positif dari para lulusan Universitas Ma Chung.
Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, M.S., M.Sc menjelaskan, tema ini merupakan lanjutan nyata dari misi besar Universitas Ma Chung, “Collective Impact for Sustainable Growth”.
“Tema ini menuntut kita untuk melihat keberhasilan tidak sebagai pencapaian individual semata, melainkan hasil kerja bersama; tidak hanya sebagai pencapaian sementara, tetapi sebagai kontribusi yang bertahan dan memberi manfaat bagi banyak orang,” jelasnya.

Lebih lanjut Prof Yufra menyebutkan, ada tiga jalur strategis yang selalu ditekankan di kampus Ma Chung yakni, Wirausaha sosial, Inovasi Teknologi dan Pengabdian Masyarakat.
Dijelaskan Prof Yufra, yang dimaksud wirausaha sosial adalah bekerja untuk keuntungan yang membawa kebaikan bersama.
Wirausaha sosial bukan sekadar menggabungkan tujuan bisnis dengan kebaikan. Tapi menuntut untuk melihat masalah sosial sebagai peluang inovasi: akses pendidikan yang terbatas, sampah yang menumpuk di pemukiman, atau akses kesehatan yang masih timpang.
“Jadikan kreativitas sebagai alat untuk membangun usaha yang berkelanjutan dan berdampak. Ingat, bisnis terbaik adalah yang mampu membuat keuntungan finansial sekaligus keuntungan sosial,” tegasnya.
Sedangkan Inovasi teknologi adalah dengan memanfaatkan kecerdasan dan kreativitas untuk solusi nyata. Menurut Prof Yufra inovasi sejati bukan hanya soal teknologi terbaru; ia soal bagaimana teknologi diaplikasikan untuk memperbaiki kehidupan manusia dan memperkuat lingkungan. Gunakan ilmu yang diperoleh untuk menciptakan solusi yang ramah lingkungan, inklusif, dan dapat diakses. Jadilah pencipta teknologi yang memihak pada kesejahteraan kolektif, bukan sekadar sensasi.
“Karena itu gunakan AI dengan etis dan bertanggung jawab. Selalu cek dan re-check kebenaran konten yang digenerasi oleh AI. Serta, berpikirlah kritis terhadap output yang. Dihasilkan Ai,” tuturnya.
Kemudian jalur strategis yang ke tiga adalah melalui lengabdian masyarakat dengan turun, mendengar, dan bekerja bersama komunitas.
Karena Ilmu tanpa pengabdian adalah ilmu yang belum selesai tugasnya.
“Pergilah, dengarkan kebutuhan nyata masyarakat, dan bekerjalah dengan mereka. Kolaborasi sejati terjadi ketika universitas dan masyarakat saling belajar dan saling memberdayakan,” pungkasnya.