UB Kukuhkan Profesor Baru dari FMIPA, FPIK, dan FIKES di Awal Tahun 2025

Kamis, Januari 30, 2025 Oleh: Agus Nur
Pengukuhan guru besar Universitas Brawijaya. (Ist)

Reportasemalang – Mengawali tahun 2025, Universitas Brawijaya mengukuhkan delapan profesor baru dari berbagai bidang ilmu dan fakultas. Prosesi pengukuhan dilaksanakan di gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Kamis (30/1/2025)

Prof. Drs. Alamsyah Mohammad Juwono, M.Sc., Ph.D.: GAFT, Metode Geolistrik Resistivitas untuk Analisis Fertilitas Tanah. Prof. Drs. Alamsyah Mohammad Juwono, M.Sc., Ph.D. dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Kebencanaan Lingkungan dan Emisi Vulkanik dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia merupakan profesor aktif ke-30 di FMIPA, profesor aktif ke-226 di UB, serta profesor ke-402 yang telah dihasilkan oleh UB.

Ia menawarkan metode Geofisika, yakni Geolistrik, yang digunakan untuk mengetahui kesuburan tanah. Metode ini dapat memberikan informasi kesuburan tanah secara lebih praktis, murah, dan cepat. Metode ini kemudian diperkenalkan dengan singkatan GAFT, yaitu Geolistrik untuk Analisis Fertilitas Tanah.

“Bagi para pengolah tanah yang ingin memperoleh informasi tentang fertilitas tanah tanpa memerlukan informasi kuantitatif tentang elemen-elemen kimiawi yang terkandung dalam tanah, metode geolistrik merupakan pilihan terbaik,” ungkapnya.

Dengan metode ini, lapisan tanah yang tidak subur diketahui memiliki nilai resistivitas yang lebih besar dibandingkan tanah yang subur. Analisis spektroskopi (konvensional) menunjukkan bahwa tanah dengan resistivitas rendah berhubungan dengan tingginya konsentrasi unsur Fe (besi) dan rendahnya unsur Si (silikon), yang menjadi indikator kesuburan tanah.

Resistivitas menjadi besaran penting dalam penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa lapisan tanah yang dianggap tidak subur memiliki nilai resistivitas lebih besar pada kedalaman yang sama dibandingkan tanah subur. Kesimpulan ini didapatkan dari penelitian terhadap tanah di Poncokusumo, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Tanah di Kabupaten Malang tergolong kurang subur, sedangkan di Kota Batu tanahnya lebih subur, yang dibuktikan melalui analisis spektroskopi dan geolistrik.

Prof. Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D.: AIDA UB untuk Pengelolaan Holistik Ekosistem Laut. Prof. Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D. dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Oseanografi Perikanan dan Dinamika Ekosistem Laut dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Ia merupakan profesor aktif ke-26 di FPIK, profesor aktif ke-227 di UB, serta profesor ke-403 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Dalam pengukuhannya, ia memperkenalkan model pengelolaan holistik ekosistem laut yang diberi nama AIDA UB (AI for Dynamics-Ecosystem Analysis from UB). Model ini menawarkan strategi yang holistik, presisi, adaptif, dan cermat dengan mengintegrasikan aspek dinamika ekosistem laut melalui pendekatan teknologi terkini, seperti eDNA (environmental DNA), AI (Artificial Intelligence), dan otomatisasi.

“AIDA UB mengintegrasikan data ekosistem kompleks yang mencerminkan interaksi antara sumber daya dan aktivitas penangkapan. Induksi teknologi AI membantu mengatasi kendala dalam perolehan, penyimpanan, dan analisis big data, seperti eDNA,” ujarnya.

Kehadiran AIDA UB diharapkan dapat meminimalkan kegagalan usaha perikanan di masa lalu yang hanya berfokus pada optimalisasi alat tangkap, kapal, mesin kapal, dan ikan, tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan sebagai habitat spesies target. Salah satu permasalahan perikanan saat ini adalah hilangnya ikan pelagis kecil seperti ikan lemuru, yang merupakan spesies kunci dalam rantai makanan. Hilangnya ikan ini akan berpengaruh pada keberadaan ikan pelagis besar seperti tuna, tongkol, dan cakalang.

Prof. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes.: Integrasi Knowledge Management dengan Team Steeps: Model Pencegahan Infeksi Nosokomial dalam Asuhan Keperawatan
Prof. Dr. Ahsan, S.Kp., M.Kes. dikukuhkan sebagai profesor aktif ke-3 di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), profesor aktif ke-228 di Universitas Brawijaya, serta profesor ke-404 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Integrasi Knowledge Management dengan Team Steeps: Model Pencegahan Infeksi Nosokomial dalam Asuhan Keperawatan, ia membahas infeksi nosokomial, yakni infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Infeksi ini merupakan masalah global yang terus meningkat setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan WHO, di negara-negara dengan pendapatan menengah hingga rendah, 15 dari 100 pasien mengalami setidaknya satu infeksi nosokomial di rumah sakit. Satu dari 10 pasien yang terkena infeksi ini berisiko meninggal dunia. Rasio insiden infeksi nosokomial di ICU di negara berkembang bahkan 2–3 kali lebih tinggi dibandingkan di negara maju.

Untuk mencegah infeksi nosokomial, Prof. Ahsan menawarkan model berbasis Knowledge Management (KM), yang mencakup identifikasi hingga aplikasi pengetahuan dalam praktik keperawatan.

Prof. Dr. Dra. Ani Budi Astuti, M.Si.: Menguak Ketidakpastian Data Kesehatan melalui Model Bayesian
Prof. Dr. Dra. Ani Budi Astuti, M.Si. dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang Ilmu Statistika Bayesian Kesehatan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia merupakan profesor ke-31 di FMIPA, profesor aktif ke-229 di UB, serta profesor ke-405 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.

Perkembangan teknologi menjadikan data sebagai aset berharga, termasuk di dunia kesehatan. Namun, hal ini juga menghadirkan tantangan berupa ketidakpastian data, seperti data yang tidak lengkap, kualitas data yang tidak seragam, serta metode analisis yang kurang sesuai. Kesalahan dalam pengolahan data dapat berakibat fatal, bahkan berpotensi menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

Pendekatan konvensional dalam analisis data kesehatan sering kali tidak cukup tangguh dalam menghadapi tantangan ini. Sebagai solusi, Prof. Ani Budi Astuti menawarkan Model Statistika Bayesian.

“Bayesian tidak hanya menawarkan pendekatan modern, tetapi juga cara berpikir yang lebih dinamis dan adaptif dalam menangani data di berbagai bidang kehidupan, termasuk data kesehatan,” jelasnya.

Pendekatan Bayesian tidak hanya berguna dalam diagnosis individual, tetapi juga dalam pengambilan kebijakan kesehatan publik. “Misalnya, dalam menentukan prioritas vaksinasi, Model Statistika Bayesian dapat membantu mengidentifikasi kelompok populasi yang paling rentan berdasarkan data demografi, prevalensi penyakit, dan efektivitas vaksin. Dengan cara ini, sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan secara optimal untuk memberikan dampak maksimal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa konsep data-driven dalam Model Statistika Bayesian sejalan dengan prinsip Islam, yaitu kejujuran dan penggunaan akal dalam pengambilan keputusan.

Model ini bukan sekadar alat analisis, tetapi juga filosofi dalam menghadapi ketidakpastian kehidupan. Dengan pendekatan yang adaptif, inovatif, dan berbasis data, model ini dapat menciptakan solusi lebih baik untuk tantangan kesehatan saat ini dan di masa depan. Ini menjadi langkah besar menuju sistem kesehatan yang lebih tangguh, adil, dan berkelanjutan.

Pendekatan Bayesian bukan sekadar alat statistika dan analisis, melainkan jembatan yang menghubungkan data, ilmu pengetahuan, dan kebijakan dalam mewujudkan sistem kesehatan yang lebih adaptif berbasis bukti. Statistika Bayesian menjadi paradigma baru yang mendorong cara berpikir lebih kritis, sistematis, dan adaptif dalam menghadapi tantangan data di bidang kesehatan.

,