Rusaknya Dunia Akademis Kita!
Reportasemalang – Kota Malang, Guru besar yang mestinya jadi mercusuar intelektual. Lokomotif moralitas ketauladan terseret jadi joki karya ilmiah. Demi gelar tanpa rasa malu mereka lewat jalan pintas menyusun tesis. Perbuatan yang nyata telah merusak profesionalitas dan pengkhianatan akademis. Perguruan tinggi yang memiliki domain dalam pelopor kewarasan, kemandiran dan kerja-kerja kejujuran telah masuk dalam kebebalan.
Jalan pintas pragmatisme ini sungguh miris dan membuat stigma yang buruk terhadap dunia akademik. Kerusakan yang parah dalam dunia akademik akan memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan bermasyarakat. Masyarakat ilmiah, komunitas cerdik pandai, ilmuwan yang memanggul nilai-nilai kebenaran untuk kemajuan dan perbaikan mestinya menjauhi hal-hal semacam ini.
Mereka boleh untuk salah tetapi tidak boleh untuk bohong. Kebohongan demi gelar akademik jelas melanggar etika dan moral. Pertanyaan sederhanya buat apa karya ilmiah atau karya intelektual dibuat hanya untuk pajangan, tetapi tidak memberikan aspek pencerahan bagi tugas-tugas akademis. Penelitan, penemuan, tulisan, karya ilmiah, karya tulis mesti dimuarakan pada pengabdian universitas pada masyarakat. Pekerjaan-pekerjaan pikiran yang mereka lakukan dalam laboratorium gagasan dan wacana mesti sinkron dengan kebutuhan dan realitas masyarakat.
Karya intelektualnya harus menjawab tantangan, memberikan solusi terhadap masyarakat ditengah publik. Makanya, ketika karya-karya tulis dalam bentuk skripsi, tesis ataupun disertasi dibuat dari pondasi kebohongan, sudah barang tentu apa yang ditawarkan hanya omong kosong belaka.
Kampus-kampus di Kota Malang, apakah juga terlibat dalam skandal tersebut ataukah sebaliknya telah memberikan manfaat bagi sekitarnya. Bukan sekedar manfaat ekonomi atas kedatangan perantau dari luar kota saja. Tetapi manfaat dari karya-karya intelektual untuk menyelesaikan masalah masyarakat, memperbaiki tata kelola pemerintah, dan lain sebagainya.
Kampus dalam ranah pengabdiannya juga harus lebih aplikatif, tidak sekedar pula pengabdian dibuat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) saja. Tetapi bagaimana mengaplikasi temuan, hasil penelitan dan risalah akademisnya dalam kehidupan nyata. Menyelesaikan dan menjadi solusi bagi masyarakat.
*Penulis: Ahan Syahrul Arifin (Founder ASA Circle Center)
**Seluruh isi dalam artikel ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis