Pemkot Malang Resmikan Jembatan Tunggulmas
Reportasemalang – Malang, Tiga program Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui dinas-dinas terkait diresmikan sekaligus hari ini. Yaitu peresmian jembatan (Tunggul Mas ) Tunggulwulung – Tlogomas, gedung sekolah SMPN 28, 29 dan 30, serta launching SPPT PBB tahun 2023 secara Hybrid.
Kegiatan yang berlangsung di sekitaran jembatan Tlogomas ini diresmikan secara langsung oleh Walikota Malang, Sutiaji bersama Forpimda Kota Malang.
Dalam sambutannya, Sutiaji menyampaikan, pemerintah pusat saat ini terus mendorong agar kabupaten kota mampu mandiri fiskal.
Supaya bisa mengurangi ketergantungan daerah terhadap fiskal pusat.
Salah satu diantaranya adalah bagaimana menguatkan sektor pendapatan asli daerah.
“Artinya bahwa dengan semakin terliterasi masyarakat akan hak dan kewajiban, maka pembangunan disektor apapun akan semakin kuat. Karena dengan membayar pajak maka kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat,” ujarnya, Kamis (24/2/2022).
Menurutnya, PR besar bagi Bapenda untuk menguatkan pendapatan yang ditargetkan mestinya jika tidak pandemi di tahun 2023 dari 380 milyar menjadi 1,5 triliun. Ketika itu dilakukan, Insyaallah Kota Malang bisa mandiri fiskal. Karena saat ini Kota Malang masih menuju mandiri viscal.
“Di Jawa Timur ini yang mandiri fiskal baru kota Surabaya. Sedangkan yang menuju mandiri fiskal ada 3 daerah yaitu Sidoarjo, Gresik dan Kota Malang,” sebutnya.
“Sebab itu Bapenda harus terus menerus melakukan inovasi-inovasi salah satunya melalui aplikasi Persada yang dilaunching hari ini. Karena dengan Persada ini akan mampu menjelajah pada semua Wajib Pajak (WP),” tuturnya.
Lebih lanjut, Sutiaji mengatakan, pembangunan jembatan Tlogomas ini merupakan upaya untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Jembatan Tlogomas ini dibangun setelah sekian lama menjadi cita-cita masyarakat dan Alhamdulillah hari ini bisa terealisasi jembatan Tlogomas,” ungkapnya.
Semoga kedepannya jembatan ini dapat bermanfaat dan dimanfaatkan masyarakat dengan baik, imbuhnya.
Sementara itu, terkait peresmian tiga gedung SMPN 28, 29 dan 30 merupakan upaya Pemkot Malang untuk lebih mendekatkan pendidikan kepada masyarakat.
“Menurut Prof Muhadjir, bahwa membuat pendidikan maju itu mudah. Tapi pendidikan yang berkualitas secara merata sangat dibutuhkan bersama. Untuk itu, mendekatkan sekolah atau tempat belajar kepada masyarakat semakin hari semakin dibutuhkan,” ungkapnya.
“Alhamdulillah selama ini kami dibantu DPRD untuk terus menerus menguatkan bagaimana pemerataan pendidikan di seluruh kawasan di kota Malang,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Bapenda Kota Malang, Handi Priyanto mengatakan, Bapenda Kota Malang berinovasi dengan melaksanakan pembangunan aplikasi monitoring transaksi penjualan, Point of sale berbasis web dan android yaitu Persada yang merupakan singkatan dari Aplikasi Online Pajak Restoran dan Subjek Pajak Daerah Lainnya.
Dijelaskan, aplikasi Persada adalah sebuh monitoring pajak daerah yang mengambil basis data penerima wajib pajak. Dimana tugas utama dari aplikasi ini adalah seluruh transaksi penjualan wajib pajak.
“Dengan aplikasi ini memungkinkan pelaporan setiap bulan bagi wajib pajak secara online sehingga bisa meminimalisir resiko penularan covid,” jelasnya.
Menurut Handi,
aplikasi Persada ini sebagai win-win solution bagi pemkot Malang dan wajib pajak. Karena aplikasi ini tidak hanya memudahkan Bapenda dalam melakukan monitor pajak tetapi juga bermanfaat bagi wajib pajak.
“Semoga dengan Persada ini, transparansi, akuntabilitas pembayaran pajak daerah dan penerimaan pajak daerah semakin optimal,” harapnya.
Sementara itu, Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso menerangkan, pembangunan jembatan Tlogomas terletak di wilayah Lowokwaru yang menghubungkan jalan Tlogomas dengan jalan Saxsophilone kelurahan Tunggulwulung dengan total panjang 314 meter, terdiri dari bentang jembatan 130 meter.
“Nilai kotrak pekerjaan sekitar 39 milyar dengan waktu pengerjaan 170 hari kalender,” sebutnya.
Sedangkan untuk bangunan gedung SMP negeri 28, 29 dan 30 berlokasi di tiga wilayah.
Pelaksanaan pembangunan gedung SMPN 28 terletak di jalan Sadewo no.39 kelurahan Polehan dengan luas lahan 4.550 meter per segi dan luas bangunan 1.555 dengan nilai kontrak 7,4 milyar.
“Jangka waktu pelaksanaan pembangunan selama 205 hari. Terdiri 2 lantai bangunan gedung dengan 42 ruangan, pagar halaman dan pos jaga sebagai bangunan pelengkap,” ucapnya.
Untuk gedung SMPN 29 terletak di jalan Kolonel Sugiono 11 nomer 24 dengan luas lahan 4.600 meter per segi dan luas bangunan 2800 meter per segi. Nilai kontrak lebih kurang 9,7 milyar. Waktu pelaksanaan pembangunan 205 hari. Terdiri dari 2 lantai gedung dan 27 ruangan.
Sedangkan, gedung SMPN 30 berada di kelurahan Madyopuro dengan luas lahan 11300 meter persegi dan luas bangunan 3.100 meter. Nilai kontrak kurang lebih 10,7 meter per segi.
“Jangka waktu pembangunan 210 hari. Terdiri 2 lantai gedung dengan 22 ruangan,” pungkasnya.
Suwarjana, SE, MM, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang membenarkan apa yang di sampaikan walikota.
” Tiga gedung yang diresmikan hari ini dipastikan lebih bagus dan semua telah siap baik staf pengajar maupun sarana prasarana. Jadi sistim zonasi bukan menjadi penghalang lagi bagi kecamatan yang kemarin belum ada gedung sekolah, bahkan di wilayah Kecamatan Sukun ada dua Gedung baru untuk SMPN,” Timpal Suwarjana.
Gedung sekolah Baru ini, terang Suwarjana justru fasilitasnya lebih sempurna. Kalau yang sekolah-sekolah lama itu bangunan lama dari segi fasilitas kelas kemudian kapasitas per kelasnya meja kursinya juga komputer serta laboratoriumnya bisa bersaing dengan sekolah yang lama.(wnd)