Pelopor Bidang Kesehatan Dalam Islam
Reportasemalang – Kota Malang, Semenjak datangnya islam ditanah arab orang-orang jahiliyah mulai mengalami peradaban, masyarakat arab pada saat itu jauh dari kata berkembang dan masih berada dalam kebodohan. Islam datang membawa peradaban yang disampaikan oleh baginda Rasullah saw dengan membawa langsung wahyu yang disampaikan melalui malaikat Jibril. Wahyu yang disampaikan melalui malaikat Jibril lalu kemudian disebarkan oleh baginda Rasullah saw sangat banyak mengajarkan tentang pengetahuan seperti tauhid, kehidupan, sosial, ekonomi, Kesehatan, dll. Semuanya disampaikan sebagai bekal umat manusia sampai akhir zaman.
Islam merupakan agama yang mengatur segala aspek kehidupan, begitu juga dalam aspek Kesehatan. Islam merupakan agama yang sangat menganjurkan menjaga Kesehatan, islam membagi dua yaitu, Kesehatan ruh/hati dan Kesehatan jasmani. Seiring berjalannya peradaban dan dunia Kesehatan juga mulai berkembang maka juga mulai lahirnya cendikiawan-cendikiawan islam dibidang Kesehatan, memang tak bisa dipungkiri kontribusi tokoh-tokoh islam ini dalam bidang Kesehatan tidak dapat diragukan lagi dan dipandang sebelah mata perihal sumbangsinya dalam bidang Kesehatan.
Sekarang saya mencoba menjelaskan sedikit biografi dan sepak terjang beberapa tokoh islam dalam dunia Kesehatan yaitu, abu bakar Muhammad bin Zakaria ar-razi dan rufaidah al-asalmiya :
1. Abu bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi (865-925M)
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Masehi. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya. Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tetapi dia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu’tashim. Di barat,ia dikenal dengan sebutan Razhes.Ia juga sering dijuluki sebagai GALEN-nyaArab.Galen adalah seorang dokter dan filosof Yunani yang sangat terkenal.sejak kecil,Ar-Razi telah menunjukkkan minat yang besar terhadap ilmu pengetahuan.
Di bidang medis,Ar-Razi mencurahkan segenap pikirannya untuk mendiagnosa penyakit cacar.Dalam salah satu karyanya,Ar-Razi memberikan sebuah informasi yang amat menarik perhatian para peneliti,yaitu tentang small-pox(penyakit cacar).Sehubungan dengan itu,ia pun dianggap sebagai dokter pertama yang meneliti penyakit tersebut.Ar-Razi membedakan penyakit cacar menjadi cacar air(variola)dan cacar merah(rougella).
Ar-Razi juga menulis sejumlah karya.salah satunya adalah al-judari wa al-hasbah(cacar dan campak),yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris oleh J.Ruska dan diterbitkan dengan judul ar-Razi’s buch:geheimnis de gehemnisse,sejak tahun 1498-1866,al judari wa al hasbah versi bahasa Inggris teleh dicetak sebanyak empat puluh kali.Buku inilah yang memberikan pengetahuan tentang seluk beluk penyakit cacar kepada para dokter Eropa. Selain memperkenalkan penyakit cacar,Ar-Razi juga melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf dan menganggap penting pengobatan penyakit kepala pening.Lagi-lagi,iaadalah dokter pertama yang melakukan kedua hal tersebut.
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan seperti tabung, spatula dan mortar. ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri. Selain itu,ia juga diduga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. ahli sejarah sepakat bahwa ar-Razi adalah mercusuar bagi kedokteran dalam dunia Islam dan barat sampai abad ke tujuh.
Berikut ini adalah karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
• Hidup yang Luhur (Arab: الحاوي).
• Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum (Arab:من لا يحضره الطبيب)
• Keraguan pada Galen
• Penyakit pada anak
2. Rufaidah Al-Asalmiya (570-632M)
Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat muslim pertama didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia. Semoga sekelumit kisah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang orang-orang yang berjasa dalam bidang keperawatan. Di Indonesia, nama Rufaidah sendiri masih terasa asing dibandingkan dengan tokoh-tokoh keperawatan dunia yang berasal dari golongan barat.
Namun dikalangan Negara arab dan timur tengah, nama Florence Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Sa’ad /Rufaidah Al-Asalmiya. Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat pada tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad pertama Hijriah atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor (Golongan pertama yang menganut agama Islam di Madinah).
Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia mengabdikan diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi peperangan, Rufaidah membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat kaum muslimin yang sakit. Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar Rufaidah menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang.
Ia mendirikan rumah sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka dirawat oleh Rufaidah. Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasullah SAW untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang terluka. Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.
Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan, Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan.
Ia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan Preventive Care serta menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education). Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut sebagai Public Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi perawat di dunia islam.
Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-Asalmiya seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai perawat saat masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti Sa’ad Al-Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-Anasaiyat, Nusaibat binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata).
Jadi, itulah dua tokoh islam dalam bidang Kesehatan yang sampai saat ini Namanya masih terukir dalam sejarah. Perlu rasanya kita merfleksikan Kembali bahwasanya peran agama sangat ambil dalam lahirnya cendikiawan-cendikiawan islam dalam bidang Kesehatan.
Demikianlah tulisan ini saya buat mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin… aamiin… yarabbbalalamin.
*Penulis : Vania Amanda – Mahasiswa Farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang.
**Seluruh isi dalam kepenulisan ini menjadi tanggungjawan pihak penulis.