Paparkan Orasi Ekonomi Kebangsaan, Ketum PP Muhammadiyah Sampaikan Tiga Hal Penting

Selasa, Oktober 18, 2022 Oleh: Admin
Reportasemalang
Ketua Umum PP Muhammadiyah paparkan Orasi Ekonomi Kebangsaan. (Foto: Agus N/reportasemalang)

ReportasemalangKota Malang, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.Dr.K.H. Haedar Nashir. M.Si menyampaikan orasi Ekonomi Kebangsaan. Bertajuk “Kebangkitan Ekonomi Bangsa”, kegiatan ini digelar di gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya (UB), Selasa (18/10/2022).

Penyampaian Orasi Ekonomi Kebangsaan disampaikan dalam rangka Dies Natalis ke-61 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB.

Dalam pemaparannya, Haedar menekankan tiga hal penting dalam Ekonomi Kebangsaan. Pertama, bahwa ekonomi, politik, budaya pendidikan, dan seluruh dimensi keIndonesiaan InsyaAllah akan menjadi lebih baik dan lebih maju. Jika para warga dan elit bangsa dan negara itu mampu mengelola tanah air bangsa dan negara ini dengan good government dan prinsip-prinsip kebangsaan yang baik.

Reportasemalang
Penyerahan cinderamata untuk Ketua Umum PP Muhammadiyah. (Foto: Agus N/reportasemalang)

“Dan kita berpacu dengan waktu. Karena itu seluruh regulasi tidak hanya harus membawa kepada kemajuan tetapi juga membawa kepada keutuhan bangsa,” ujarnya.

Hal penting yang kedua bahwa Indonesia itu dengan dasar Pancasila dan sejarah bangsanya tidak lepas dari Agama dan umat beragama. Maka diharapkan negara dan seluruh elemennya itu harus mampu mengelola aspirasi umat beragama dengan baik. Dan InsyaAllah Agama akan menjadi kekuatan untuk membangun.

“Sekaligus himbau kepada seluruh umat beragama agar dapat beragama dengan moderat, beragama dengan toleran dan beragama yang membawa kemajuan. Hindari keberagamaan yang ekstrim,” tuturnya.

Berikutnya, elemen yang ke tiga, bahwa Muhammadiyah sebagai elemen bangsa dalam usia 109 tahun itu akan terus berkiprah lewat pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi. Untuk menjadi bagian pilar bangsa yang mampu membangun kemandirian.

Menurut Haedar, bangsa ini bisa tegak jika mampu mandiri. Bahkan kedaulatan negara itu dibangun di atas kemandirian.

Tentu kemandirian yang tetap membuka ruang bagi kerjasama dengan berbagai pihak. Bukan kemandirian yang eksklusif.

“Maka jangan sampai kita ini menjadi beban negara. Tetapi negara juga jangan menjadi beban rakyat,” ucapnya.

Lebih lanjut Haedar menyampaikan ucapan selamat Dies Natalis ke-61 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB). Harapannya, FEB bisa menjadi fakultas yang centre of excellence sekaligus juga memberi warna pada pemikiran-pemikiran ekonomi yang berbasis pada konstitusi. Dengan itu kita akan maju secara ekonomi tetapi juga memiliki kepribadian bangsa.

“Dan tidak kalah pentingnya pemikiran ekonomi yang mampu mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu, Dekan FEB UB, Abdul Ghofar, DBA., Ak., CPMA., CA. menyampaikan, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi tertua di Indonesia. Dimana pengurusnya hidup sederhana tapi organisasinya kaya raya.

“Sebab itu kami ingin menyerap pemikiran para organisasi-organisasi tua di Indonesia dalam hal pemikiran ekonomi,” akunya.

Terlebih, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja. Dimana ada sekitar 28 negara yang saat ini antri di IMF dan beberapa negara sudah kolaps karena mungkin mereka tidak mandiri.

“Karena itu kita harus banyak belajar dari organisasi Muhammadiyah ini. Sehingga nanti kami harapkan FEB UB dengan usianya ke-61 itu punya pemikiran ekonomi kebangsaan yang membuat bangsa kita lebih mandiri,” pungkasnya.