Kesehatan Dalam Perspektif Islam
Reportasemalang – Kota Malang, Hari ini merupakan zaman dimana aktivitas manusia sudah meningkat dengan dibantu alat-alat canggih, di era serang ialah zaman moderenisasi dimana semua aktivitas manusia dibantu dengan teknologi yang begitu maju. Dalam dunia Kesehatan begitu juga, mulai dari menjaga ksehatan sampai pengobatannya dibantu dengan alat yang begitu canggiih. Islam memiliki peradaban sendiri dalam dunia Kesehatan, maksudnya ialah banyak tokoh islam yang bergelut atau berkecimpung dalam dunia Kesehatan. Raghib as-Sirjani, dalam “Sumbangsih Peradaban Islam Pada Dunia”, mencatat banyak ilmuwan Islam yang berjasa besar terhadap pengembangan ilmu kedokteran, diantaranya: Abu Bakar ar-Razi; Abu Qasim Az-Zahrawi, dan Ibnu Sina. Raghib as-Sirjani.
Peradaban islam dalam dunia Kesehatan tentunya dimulai sejak kedatangan islam ditanah arab. Kedokteran Islam bukan hanya sekadar mendiagnosis, mengobati penyakit lalu selesai, tetapi meliputi dasar-dasar metode eksperimen yang membalikkan pengaruhnya sedemikian tinggi dan menakjubkan pada seluruh sisi-sisi latihan (praktik) kedokteran sebagai pemeliharaan dan pengobatan, atau meringankan dan memberikan obat-obatan, atau menjauhkan manusia dan pola hidup buruk dengan melaksanakan anjuran kedokteran.
Sebelum datangnya islam dasar-dasar ilmu Kesehatan dan kedokteran dikembangkan dengan cara sederhana. Ilmu kedokteran yang sederhana berupa dasar-dasar pengobatan yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi dan dari bangsa kebangsa pada sejumlah perdaban kuno, seperti Yunani, mesir, roma, Persia, india, dan china. Pada abad petengahan, peradaban barat memasuki era kegelapan. Pada abad pertengahan ini justru merupakan era ke-gemilangan islam, termasuk perkembangan ilmu kedokteran. Dr. ezzat abouleish MD dalam tulisannya berjudul “contribusion of islam to medicane” perkembangan kedokteran islam melalui tiga periode pasang surut.
Periode Pertama
Dimulai dengan Gerakan penerjemahan literatur kedokteran dari Yunani dan bahasan lainnya kedalam Bahasa arab yang berlangsung pada abad ke-7 sampai ke-8 masehi. Pelopor Gerakan penerjemah literatur buah pikiran dari para tabib diera Yunani kuno kedalam Bahasa arab adalah khalifah al-ma’mun dari dinasti abasiyah. Para sarjana dari syiriah dan Persia berlomba lomba dalm proses transfer pengetahuan kedalam Bahasa arab pemimpin pada saat itu dalam era dinasti abasiyah menawarkan bayaran yang sangat tinggi berupa emas bagi cendikiawan yang mengambil prosses penerjemahan karya-karya Yunani kuno yang tergolong literatur penting.
Periode Kedua
Yaitu pada abad ke-9 sampai ke-13 masehi kahasana islam dalam dunia Kesehatan mencapai kecemerlangan dan kegemilangan ditandai dengan berdirinya sejumlah rumah sakit besar tempat perawatan dan pengobatan para pasien sekaligus sebagai tempat Pendidikan bagi bara dokter. Era peradaban islam dalam ilmu Kesehatan dilanjutkan oleh khalifah al-mansyur dari dinasti abbasiyah. Di kota bagdad berdiri sekolah kedokteran pertama yang dibangun oleh umat islam Bernama jiddin shapur dengan judi ibn bhatisu sebagai dekan sekolah kedokteran.
Periode Ketiga
Pada era khalifah harun ar-rasyid berkuasa umat islam Kembali membangun rumah sakit di bagdad. Pada awal berdirinya rumah sakiit tersebut, khalifah harun ar-rasyid memerintahkan dokter kerajaan Bernama Jibril cucu ibn-bahtishu untuk membangun RS bagdad. Rumah sakit ini menjadi pusat Kesehatan yang sangat terkenal pada saat itu, menghasilkan ahli kedokteran yang sangat masyur pada zamannya yakni al-razi, ahli penyakit dalam. Memang peradaban islam dalam dunia Kesehatan pasang surut karena banyaknya saingan doktrin pengaruh.
Sampai saat ini dalam dunia Kesehatan islam tetap menjadi pedaoman dan masih eksis. Islam sendiri juga memiliki pandangan senidri tentang Kesehatan yang tentunya berlandaskan alquran dan hadist. Philip K. Hitti dalam bukunya “History of Arabs” menjelaskan, ilmu kesehatan dan kedokteran telah berkembang dengan baik di dunia Islam dan ilmu kedokteran di dunia ini banyak dipengaruhi oleh penemuan-penemuan ilmuwan Muslim.
Megenai kesehatan, dari perspektif Islam, dibagi dalam dua aspek. Yakni terhadap kesehatan jiwa/hati dan terhadap kesehatan fisik. Kesehatan jiwa dan fisik, dari perspektif Islam, tidak dikotomis. Antara jiwa dan jasad saling terkait. Imam al-Ghazālī, mengatakan bahwa hubungannya seperti kuda dan penunggang kuda. Adapun jiwa adalah penunggang kudanya. Ini relevan dengan sebuah Hadits yang berisi tentang adanya segumpal darah (hati/khalbun) dalam diri manusia. Jika ia sehat maka, yang lainnya (jasad) juga akan sehat. Konsep ini berimplikasi terhadap konsep penyakit. Bahwa penyakit dalam Islam, memiliki dua jenis, yakni penyakit hati/jiwa dan penyakit fisik/jasmani dan keduanya saling terkait. Hal-hal ini kerap disampaikan oleh penulis-penulis tema Tazkiyatun Nafs seperti Ibnu Qayim al-Jauziyah. Maka dari itu islam membaginya menjadi Kesehatan jiwa dan jasmani :
- Penyakit jiawa/hati, terdiri dari penyakit syubhat yang diiringi dengan keragu-raguan dan penyakit syahwat diiringi kesesatan. Penyakit syubhat diterangkan dalam surat al-Baqarah ayat 10 dan surat al-Mudatsir ayat 31. Penyakit syahwat dijelaskan di surat al-Aḥzāb ayat 32. Untuk mengobati penyakit hati tersebut, adalah al-Qur’an itu sendiri sebagai pusat ilmu dan ajaran Islam.
- Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan. Jadi jasmani merupakan pemberian tuhan yang harus dijaga.
Maka islam merupakan agama yang sangat memperhatikan Kesehatan sebagai bentuk ketaatan kita sebagai umat manusia menjalankan tugas dimuka bumi. Kontribusi islam dalam dunia Kesehatan dan kedokteran begitu besar didalam peradaban, banyak lahir tokoh-tokoh dalam bidang Kesehatan seperti abu Bakar ar-Razi; Abu Qasim Az-Zahrawi, dan Ibnu Sina. Raghib as-Sirjani. Sudah banyak penelitian membuktikan bahwa islam ikut ambil dalam peradaban dunia Kesehatan dan menjadi sorotan para tokoh- tokoh Kesehatan barat.
Pandangan islam terkait Kesehatan dibagi menjadi dua yaotu Kesehatan jiwa dan jasmani. Dua aspek ini tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan. Sebuah hadits mengatakan jika jiwa manusia sehat maka jasmaninya juga akan sehat. Kita sebagai umat muslim memang sangat diajurkan menjaga kedua aspek itu dengan menjalankan ibadah untuk Kesehatan jiwa dan olahraga atau pola makan yang teratur untuk menjaga jasmani. Demikianlah tulisan ini dibuat, jika dapat kekurangan mohon dimaafkan karena penulis hanyalah manusia biasa. Semoga tulisan ini menambah pengerahuan kita dan menajdi amal sholeh. (Faiz)
*Penulis : Rani Puspita Wulandari – Mahasiswa Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
**Seluruh isi dalam kepenulisan ini menjadi tanggungjawab penulis