Impian Besar Sang Rektor, Universitas Ma Chung Resmikan Kampung Bahasa Mandarin
Reportasemalang – Setelah berproses sejak 2021, Kampung Bahasa Mandarin yang diinisiasi Rektor Universitas Ma Chung di Dusun Tumpuk, Desa Besuki, Kabupaten Tulungagung akhirnya diresmikan, Sabtu (1/7/2023). Seperti halnya Kampung Inggris di Pare, Kediri, Kampung Bahasa Mandarin ini menawarkan Kursus Bahasa Mandarin Super Intensif.
Kampung Bahasa Mandarin ini juga merupakan wujud dari impian besar Rektor Universitas Ma Chung, Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, SE., M.Si.
Diceritakan Prof Murpin, keinginan untuk membangun Kampung Bahasa Mandarin sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan sudah mulai diusahakannya saat ia masih menjabat sebagai Rektor Universitas Widya Kartika, Surabaya.
Titik terang mulai terlihat saat Prof Murpin menjadi pembina UMKM Jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) se Jawa Timur. Disana ia menyampaikan keinginannya untuk mendirikan Kampung Bahasa Mandarin.
“Awalnya saya membina UMKM jemaat GKJW se Jawa Timur. Disitu saya nyeletuk ingin mendirikan Kampung Bahasa Mandarin. Yang sudah bertahun-tahun diusahakan saat saya masih manjabat rektor di Surabaya,” cerita Prof Murpin.
Kemudian, ada pendeta dan tokoh masyarakat di Dusun Tumpuk yang menghubunginya agar datang ke dusunnya. Karena di Dusun ini banyak sekali pekerja migran Indonesia yang lama tinggal di Taiwan dan Tiongkok. Dan sudah bisa bahasa Mandarin sehari-hari.
“Saya pikir kalau ada orang minta tolong agar ekonominya diperbaiki dengan potensi yang ada, itulah tugas utama akademisi,” ucapnya.
Prof Murpin bersama tim kemudian datang ke Dusun Tumpuk untuk memastikan kondisi disana. Benar saja, ternyata di Dusun Tumpuk ini, sebagian Ibu-ibu nya bisa berbahasa Mandarin sehari-hari. Selain itu, rumah-rumahnya juga sudah bagus, cocok untuk tempat kos.
“Walaupun jauh di Tulungagung. Kita tetap intensif datang ke Dusun Tumpuk untuk koordinasi dengan berbagai pihak, birokrasi dan sebagainya. Ternyata di dukung, hingga izin bisa keluar,” ungkapnya.
Prof Murpin kemudian menyampaikan ke Bupati dan Ketua DPRD Tulungagung, serta tokoh masyarakat yang ada di Dusun Tumpuk. Bahwa Universitas Ma Chung hadir supaya akademisi ini benar-benar berdampak ekonomi. Dampaknya, dengan adanya kampung bahasa Mandarin, kampung ini akan mendunia.
“Karena akan banyak berbagai kebutuhan yang akan datang ke Dusun Tumpuk untuk kursus bahasa Mandarin,” tuturnya.
Usai diresmikan, lanjut Prof Murpin, Kantor Imigrasi bisa datang ke sini agar mereka bisa berbicara Mandarin dengan orang-orang Tiongkok. Termasuk juga tentara yang ditempatkan di wilayah RRT dan para guide wisata.
Kemudian juga para kepala daerah yang di wilayahnya ada investor dari Tiongkok atau Taiwan. Hampir pasti masyarakat setempat tidak bisa bekerja karena kendala bahasa.
“Kenapa tidak kepala daerahnya memberikan APD atau sebagian CSR perusahannya digunakan untuk membiayai 50 anak di situ. Taruh di desa tumpuk untuk kami ajari Bahasa Mandarin dengan metode super intensif, dengan kurikulum yang teratur dan bisa diukur capaiannya,” terangnya.
Bayangkan ada 100 orang yang ikut kursus di Dusun Tumpuk. Tentu mereka perlu tempat kos, makananp, laundry. Karena pasti orang bertempat tinggal 3-6 bulan itu butuh segalanya.
“Sehingga otomatis roda perekonomian masyarakat di Dusun Tumpuk bisa berputar,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof Murpin mengatakan, untuk para pengajar, Universitas Ma Chung akan mendatangkan guru-guru yang juga tamatan dari Tiongkok. Sehingga tidak perlu diragukan desain kurikulumnya, evaluasi belajarnya, teknologi belajarnya.
“Pengajar saya siapkan 5 orang. Nanti juga saya harapkan santri-santri yang sudah bisa bahasa Mandarin kita rekrut di sini. Kita minta izin ke pondok pesantrennya untuk bisa mengajar di sini dan tentunya kami gaji,” ucapnya.
“Dan juga sebagian nanti kita ambil dari Tiongkok untuk Nativenya. Karena itu saya kerjasama dengan Komjen Kedutaan RRT di Jakarta,” imbuhnya.
Disebutkan, ada sejumlah paket pilihan kursus Bahasa Mandarin yang bisa dipilih di Kampung Bahasa Mandarin Tumpuk. Mulai dari bahasa Mandarin untuk sehari-hari, hingga untuk kebutuhan HSK Mandarin.
“Di sini kita siapkan ruangan kursus. Kemudian tempat kos yang pemiliknya bisa berbahasa Mandarin. Anak-anak sekitar sini juga diajari bahasa Mandarin. Jadi kita buat suasananya seperti berada di Tiongkok,” sebutnya.
“Kapasitasnya tidak kami batasi. Karena kalaupun kelas kami tidak mencukupi, nanti ruang tamu rumah warga bisa kita sewa untuk 10-20 orang. Jadi berapapun kita tampung,” pungkasnya.
Sementara itu Bupati Tulungagung, melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara, mengaku sangat mengapresiasi hadirnya Kampung Bahasa Mandarin. Diharapkan, kehadiran Kampung Mandarin mampu membangkitkan perekonomian lokal, khususnya di desa Tumpuk dan sekitarnya.
Menurutnya, Kampung Bahasa Mandarin ini merupakan sarana untuk meningkatkan kolaborasi. Antara pengelola kampung bahasa Mandarin dengan masyarakat sekitar.
“Dengan saling mendukung agar tercipta harmonisasi yang mampu menumbuhkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
“Saya mengajak seluruh masyarakat di sini untuk meningkatkan kualitas diri, etos kerja dan profesionalisme. Sehingga mampu mewujudkan akses pembangunan SDM yang berkualitas dan berdaya saing demi terwujudnya masyarakat Tulungagung yang sejahtera,” tandasnya.
Senada, tokoh pers nasional, Dahlan Iskan mengapresiasi pendirian Kampung Bahasa Mandarin. Bahkan, nama Kampung Bahasa Mandarin sendiri merupakan usulannya.
“Sekarang, kalau mau belajar bahasa Mandarin, tidak perlu lagi ke Tiongkok seperti saya dulu. Cukup ke Kampung Bahasa Mandarin Tumpuk,” ujar Dahlan.
Karenanya, Dahlan Iskan dalam sambungan video mengaku akan segera mengunjungi Kampung Bahasa Mandarin di Dusun Tumpuk.
“Mohon maaf hari ini tidak bisa hadir karena sedang berada di luar kota. Tapi saya berjanji akan datang ke Kampung Bahasa Mandarin Dusun Tumpuk,” pungkasnya. (Agus N)