Hadiri Seminar Nasional di UM, Menko PMK Dorong Mahasiswa Geluti Kewirausahaan
Reportasemalang – Pemerintah terus mendorong masyarakat khususnya generasi muda untuk berani menggeluti dunia kewirausahaan. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudaya (Menko PMK), Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dalam Seminar Nasional bertajuk “Peluang dan Tantangan Pendidikan Kewirausahaan di Era Merdeka Belajar” di Universitas Negeri Malang (UM), Sabtu (9/9/2023).
Dijelaskan Prof Muhadjir, kewirausahaan saat ini tidak hanya sebagai alternatif untuk menciptakan lapangan kerja. Tapi justru menjadi arus utama kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendorong agar dunia kewirausahaan ini tumbuh berkembang pesat di Indonesia.
Apalagi ketersediaan lapangan kerja formal untuk mereka yang akan masuk ke dunia industri itu masih sangat terbatas, dibandingkan dengan jumlah yang akan mencari kerja. Baik itu karena lulusan baru dari SMA, SMK dan MAN maupun perguruan tinggi.
Termasuk juga mereka yang sampai yang sekarang masih belum mendapatkan pekerjaan itu jumlahnya masih di atas 6 juta.
“Jadi tidak ada pilihan lain, Indonesia harus betul-betul secara sistemik menyiapkan anak-anak muda generasi milenial dan generasi Z ini siap untuk mengambil resiko. Menjadi riskticker (pengambil risiko) dan juga siap untuk mandiri memajukan Indonesia ini di dunia kerja,” ungkapnya.
Karena itu Pemerintah tentu saja sudah menyiapkan berbagai skema. Mulai dari skema untuk pelatihan, hingga kartu pra kerja bagi mereka-mereka yang akan belajar wirausaha bisa mengambil peluang dari kartu pra kerja.
“Kemudian dari segi permodalan, kita sudah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Termasuk PNM berbagai macam skema juga sudah disiapkan oleh pemerintah,” urainya.
Sedangkan dari sisi jaminan, pemerintah sudah menyelenggarakan 5 jenis jaminan yakni jaminan kecelakaan kerja. Yang tidak hanya berlaku bagi mereka yang bekerja formal, tapi juga bagi mereka yang bekerja mandiri juga bisa mengambil peluang untuk mendapatkan asuransi kecelakaan kerja.
“Serta jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pensiun,” sebutnya.
Kemudian yang sekarang sudah mulai dilaksanakan adalah jaminan kehilangan pekerjaan. Jadi kalau ada pekerja Indonesia yang bekerja kemudian kehilangan pekerjaan, maka dia juga bisa mengambil asuransi. Sehingga sebelum dia mendapatkan pekerjaan baru, ada pembiayaan yang disediakan oleh pemerintah.
“Jadi lima jaminan ini sebetulnya termasuk bagian sebagai upaya pemerintah untuk memastikan para angkatan kerja Indonesia itu berani mengambil risiko menjadi riskticker. Karena tidak ada pekerjaan tanpa resiko,” tuturnya.
“Dan orang yang berani mengambil risiko biasanya adalah mereka yang berhasil,” tandasnya.
Lebih lanjut, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik menyampaikan, ada sejumlah tantangan yang biasanya kerap dihadapi mahasiswa. Diantaranya untuk mengubah mindset bekerja di perusahaan besar.
“Hal ini terjadi karena adanya perspektif berupa gengsi dan keamanan gaji baik dari mahasiswa maupun dari keluarga,” ujarnya.
Selain itu seorang pengusaha harus siap mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman. Termasuk harus siap melakukan usaha dengan konsisten dari tantangan yang harus dihadapi.
“Seorang pengusaha juga harus terus melatih skill melihat dan membuat peluang untuk menjadi market bisnis,” pungkasnya.