Digifes BI Ngalam, Ajang Percepatan Digitalisasi Inklusi Keuangan
Reportasemalang – Kota Malang, Bank Indonesia (BI) Malang kembali menggelar Digital Festival Bank Indonesia Malang (Digifes BI Ngalam). Mengusung tema “Sinergi dan Bangkit Bersama Dukung Akselerasi Pemulihan EKonomi Melalui Digitalisasi”, acara ini selama lima hari (8-12/6/2022) di Malang Town Square (Matos).
Berbagai produk unggulan UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia dipamerkan. Termasuk pertunjukkan fashion show dan talkshow turut meramaikan Digifes BI Ngalam yang dibuka langsung Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi, secara daring.
Dalam sambutannya, Samsun Hadi menjelaskan, kegiatan Digifes BI Ngalam merupakan bentuk dukungan dan komitmen dari Bank Indonesia terhadap percepatan, perluasan dan inklusi ekonomi keuangan serta digitalisasi.
“Termasuk usaha bagaimana terus mendorong UMKM kita untuk semakin berkembang. Karena UMKM sebagai agen kebangkitan ekonomi di tengah perekonomian nasional kita selama dua tahun kita melewati tantangan pandemi,” ujarnya.
Selain itu gelaran Digifes BI Ngalam 2022 juga salah satu bentuk dukungan terhadap flagship kegiatan Karya Kreatif Indonesia (KKI). Serta pre-event Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022.
Menurutnya, seluruh rangkaian kegiatan DIGIFES BI NGALAM 2022 merupakan bentuk sinergi dari
digitalisasi sistem pembayaran dengan Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI)
dan Bangga Berwisata (BWI) antara Bank Indonesia, Pemerintah, industri perbankan, perusahaan
jasa pembayaran, fintech dan e-commerce.
“Tujuannya untuk mengakselerasi ekonomi-keuangan digital nasional sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya.
Sementara itu hadir sebagai narasumber dalam acara talk show Ir. Andreas Eddy Susetyo, M.M., selaku anggota Komisi XI DPR RI, Hj. Dra. Dewanti Rumpoko, M.Si., selaku Walikota Batu, Henry Wahyu selaku Distrik Manajer LinkAja sebagai Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan penerbit QRIS, Arya Rangga selaku Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, serta public figure Cinta Laura yang juga selaku founder dari Soekarseno Foundation dan Puella ID.
Dalam talkshow ini, Arya memaparkan terkait Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2019, dimana QRIS menjadi salah satu inisiatif dalam BSPI 2025 tersebut.
Berbicara soal QRIS, Distrik Manajer LinkAja Henry juga menyampaikan terkait perkembangan pengguna QRIS baik secara nasional, di Jawa Timur, maupun di wilayah kerja Bank indonesia Malang.
Sedangkan dari sisi pemerintah daerah, Hj. Dra. Dewanti Rumpoko menyampaikan terkait peran digitalisasi di dalam lingkungan Pemerintah Kota Batu, mengingat Kota Batu merupakan salah satu Pemda yang mendapatkan predikat Pemda DIGITAL. Ia pun menceritakan bagaimana perjuangan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) dalam meraih predikat tersebut.
Sementara itu, Cinta Laura yang merupakan representasi generasi milenial dan gen Z juga menjelaskan pandangannya terhadap digitalisasi dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam sistem pembayaran. Cinta juga membagikan pengalamannya dalam memanfaatkan digitalisasi sistem pembayaran khususnya QRIS baik sebagai konsumen maupun selaku entrepreneur. (Agus N)