Bahas Pemenangan Perempuan Legislator Pada Pemilu 2019 di Malang, Bawa Atika Candra Larasati Raih Gelar Doktor
Reportasemalang – Kota Malang, Berangkat dari fenomena rendahnya keterwakilan perempuan dalam kontestasi politik seperti Pemilihan Umum Legislatif. Menjadi latar belakang Atika Candra Larasati dalam melakukan penelitian guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor.
Mengangkat judul Disertasi “Motivasi, Peran, dan Strategi Pemenangan Perempuan Legislator Pada Pemilihan Umum 2019 di Malang”. Membawa Atika Candra Larasati berhasil meraih gelar Doktor Bidang Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB).
Atika Candra Larasati dinyatakan lulus menjadi Doktor dengan predikat sangat memuaskan dan Indeks Prestasi Komulatif 3,86. Dr. Atika Candra Larasati merupakan Doktor ke-22 dari Program Pascasarjana Doktor Sosiologi FISIP UB.
Disampaikan Dr. Atika sapaan akrabnya, penelitian ini dibuat bukan untuk dirinya sendiri. Tapi untuk semua perempuan yang ingin menjadi calon legislatif.
“Khususnya bagi perempuan yang masih merasa bahwa dengan tangan kosong itu mereka bisa menjadi calon legislatif. Karena sebenarnya tidak semudah itu,” ujarnya usai ujian terbuka Disertasi di Auditorium Nuswantara lantai 7 Gedung FISIP UB, Kamis (9/11/2023).
Sebab, banyak hal yang harus dipersiapkan agar perempuan itu tidak terkesan bodoh di arena legislatif. Sehingga harus memiliki strategi.
“Jadi kalau masuk itu sudah pintar, cerdas, sudah punya modal segala macam sehingga bisa berjuang,” tuturnya.
Dijelaskan Dr. Atika, strategi pemenangan legislator permpuan pada Pemilu 2019 di Malang Raya dilakukan melalui pemanfaatan modalitas, yang dimiliki masing-masing kandidat. Di antaranya Strategi Sosialisasi melalui pendekatan emosional, media massa internet dan alat peraga kampanye.
Kemudian ada Strategi Jaringan Sosial Politik, dengan memanfaatkan modal sosial yang melibatkan jaringan perempuan, jaringan sesama kandidat, dan jaringan perangkat daerah.
“Seperti Ibu RT misalnya, bisa menjadi legislatif karena dia punya modal jaringan,” jelasnya.
Berikutnya Strategi Modal Sosial melalui pemanfaatan habitus dan berbagai aset imaterial. Yang meliputi latar belakang keluarga, kelas sosial, tingkat pendidikan, pekerjaan dan popularitas.
Pemanfaatan Modal Budaya Terlembagakan dalam bentuk legitimasi dukung partai politik juga tidak kalah penting.
“Yang mencakup pembentukan tim pemenangan dan pemilihan partai sebagai kendaraan politik,” urainya.
Terakhir, Strategi Modal Finansial dalam bentuk penggunaan biaya politik.
“Baik sebagai pembiayaan operasional selama pelaksanaan seluruh kegiatan kampanye politik. Maupun apresiasi terhadap konsituen dan calon pemilih,” tandasnya.
Menurutnya, bagi perempuan yang ingin menjadi legislatif, harus tau diri juga. Dengan mempersiapkan banyak hal, supaya bisa masuk dengan harga diri.
“Jadi perempuan bisa benar-benar memenangkan pertarungan calon legislatif. Bukan hanya sebagai pelengkap,” tuturnya.
“Jadi pedomannya yaitu, menyiapkan segala sesuatu dengan baik. Bagi perempuan-perempuan yang ingin masuk dalam dunia politik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Dr. Atika mengaku sangat senang bisa menyelesaikan Disertasinya. Dimana prosesnya memakan waktu cukup lama karena beberapa kendala yang dihadapi, termasuk pandemi.
“Setelah mendapatkan gelar Doktor. Karena saya punya latar belakang akademisi. Jadi saya inginnya kembali saja menjadi akademisi,” pungkasnya. (Agus N)