Angkat Tema “Material Maju dan Seni Kriya Nusantara”, UM Gelar Seri Kuliah Bestari

Kamis, Januari 26, 2023 Oleh: Achmad Faiz
Reportasemalang
Seri Kuliah Bestari "Material Maju dan Seni Kriya Nusantara". (Foto: Ist/reportasemalang)

ReportasemalangKota Malang, Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) kembali menggelar Seri Kuliah Bestari. Mengusung tema “Material Maju dan Seni Kriya Nusantara”, Universitas Negeri Malang (UM) didapuk menjadi tuan rumah dengan menghadirkan dua orang narasumber.

Mereka adalah Guru Besar Fakultas MIPA UM, Prof Dr Nandang Mufti, SSi MT dan Guru Besar Fakultas Sastra UM, Prof Dr Ponimin MHum.

Ketua panitia acara sekaligus Ketua Komisi Guru Besar UM, Prof Dr Ir Syaad Patmanthara MPd menyampaikan, kegiatan kuliah bestari ini dilakukan bersama dengan majelis dewan guru besar PTNBH. Dimana UM merupakan salah satu anggota MDGB PTNBH.

Reportasemalang
Ketua Komisi Guru Besar UM, Prof Dr Ir Syaad Patmanthara MPd. (Foto: Agus N/reportasemalang)

“Tujuan dari kegiatan ini untuk menjalin hubungan kebersamaan PTNBH dari Majelis Dewan Guru Besarnya. Dengan peserta 21 PTNBH,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Prof Syaad, salah satu program yang dilaksanakan adalah Kuliah Bestari untuk Bangsa. Dimana masing-masing perguruan tinggi menyampaikan karya-karya inovasi penelitian mereka kepada 21 PTNBH.

“Jadi inovasi penelitian, pengabdian, teknologi dan sosial humaniora itu semua disampaikan ke teman-teman PTNBH. Sehingga informasi tersebut bisa menjadi pandangan bersama dan pada waktu itu juga bisa dipakai untuk sharing penelitian,” jelasnya.

Selain itu, juga ada pleno MDGB, dimana semua guru besar yang mewakili dari Perguruan tinggi itu dibagi ada lima kegiatan. Diantaranya kode etik, penelitian dan pembelajaran.

Setiap pertemuan lanju Prof Syaad, selalu menginformasikan dan mengembangkan sesuai dengan perkembangan kebijakan-kebijakan di kementerian.

“Sehingga apa yang menjadi keputusan bersama di MDGB itu akan disampaikan ke pemerintah. Termasuk sasaran utama yaitu pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN),” urainya.

Sementara itu, salah satu narasumber, Prof Ponimin menekankan, bagaimana seorang peneliti dari perguruan tinggi membagi pengalamannya di dalam kreasi seni berbasis akademik.

Menurutnya, Nusantara memiliki budaya lokal yang sangat banyak dan beragam, yang menjadi kekuatan budaya Nusantara. Dimana hal ini tidak harus dipandang sebagai wacana keilmuan saja.

“Bagi seorang peneliti penciptaan seni, ini merupakan sumber inspirasi yang tak pernah habis untuk digali, diimajinasi, kemudian di kreasi menjadi suatu karya seni yang berbasis akademik,” pungkasnya. (Agus N)